PERBANDINGAN
SKENARIO KEN (KEBIJAKAN ENERGI NASINAL) DAN BAU (BUSSINES AS USUAL)
MAKALAH INI DITULIS UNTUK
MENYELESAIKAN TUGAS MATA KULIAH BIOENERGI

Disusun
oleh:
NAMA : ARI SUGIARTO
EKI WIDYA .S
HERU SAPUTRA
M. EKO INDRA
RIZKY
HARISNANDO
Dosen
Pengampu: Prof. Dr. Hj. Hilda Zulkifli M.Si., DEA
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
2016
Kata Pengantar
Puji syukur kita
panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehinggah penulis telah
berhasil menyusun makalah ini yang berjudul Perbadingan skenario penggunaan
energi oleh KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As
Usual). Penulisan makalah ini supayah kita dapat
mengetahui perbedaan skenario pengguaan energi di masa yang akan datang dan
membandingkan skenario yang dibuat KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As Usual)
serta menentukan skenario mana yang paling akurat.
Makalah ini berisi
tentang skenario penggunaan energi di Indonesia menurut KEN (Kebijakan Energi
Nasional) dan BAU (Business As
Usual). Selain makalah ini juga membahas skenario
penggunaan energi mana yang paling akurat baik dari KEN (Kebijakan Energi Nasional)
atau BAU (Business As Usual). Perbadingan skenario penggunaan
energi di masa yang akan datang oleh KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As
Usual) juga akan dibahas dalam makalah ini.
Penulisan menyadari
walaupun sudah berusaha maksimal dalam membuat makalah ini, tetapi masih banyak
kekurangan dan kelemahan baik dari segi bahasa, pengolahan kata maupun dalam
hal penyusunan. Demikianlah makalah ini dibuat untuk mengingatkan kita bahwa baik
KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As Usual) memiliki rancangan skenario penggunaan energi
yang bertujuan untuk menghemat energi.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................
1.2. Rumusan masalah.................................................................................
1.3.
Tujuan....................................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN.......................................................................................................
2.1. Pengertian KEN dan BAU....................................................................
2.2. Skenario KEN........................................................................................
2.2.1. Dalam Sektor Industri...........................................................
2.2.2. Dalam Sektor Transportasi...................................................
2.2.3. Dalam Sektor Rumah Tangga...............................................
2.2.4. Dalam Sektor Komersil.........................................................
2.2.5. Dalam Sektor Lainnya...........................................................
2.2.6. Penggunaan Non Energi........................................................
2.3. Skenario BAU........................................................................................
2.3.1. Dalam Sektor Industri...........................................................
2.3.2. Dalam Sektor Transportasi...................................................
2.3.3. Dalam Sektor Rumah Tangga...............................................
2.3.4. Dalam Sektor Komersil.........................................................
2.3.5. Dalam Sektor Lainnya...........................................................
2.3.6. Penggunaan Non Energi........................................................
2.4. Perbandingan Skenario KEN dan BAU..............................................
BAB
3
PENUTUP..............................................................................................
BAB
4
KESIMPULAN
DAN SARAN............................................................
4.1.
Kesimpulan..........................................................................................
4.2.
Saran.....................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Beberapa
tahun terahir pengguaan energi di Indonesia terus meningkat beberapa persen
dari tahun ketahun. Peningkatan penggunaan energi ini memang tidak dapat
dipungkiri, dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat.
Penggunaan energi sendiri sangat vital dalam kelangsungan hidup masyarakat
dalam berbagai bidang. Di Indonesia sendiri penggunaan energi masih didominasi
dari bahan bakar fosil yang diprediksi bahan bakar ini akan habis dalam waktu
dekat, selain itu penggunaan bahan bakar fosil ini juga menyebabkan polusi
udara. Tentutanya dalam hal ini perlu adanya suatu perancangan dalam skenario
penggunaan energi dimasa yang akan datang agar dapat diprediksi kenaikan
pemakaian energi pertahunnya.
Lembaga
seperti KEN dan BAU merupakan lembaga yang memilik peranan dalam memperkirakan
penggunaan energi dari tahun ketahunnya. Lembaga ini sendiri memiliki perbedaan
dalam skenario penggunaan energi dari tahun ketahun. Perbedaan ini memang dapat
dilihat dalam grafik skenario pemakaian energi yang dibuat oleh KEN dan BAU. Di
Indinesia sendiri perlu perancanagn peningkatan pemakaian energi dalam berbagai
bidang, dalam hal ini skenario KEN dan BAU dapat membantu dalam memprediksi
jumlah pemakaian energi dimasah yang akan datang.
Penggunaan energi yang besar harus ditekan
menjadi seefisien mungkin guna untuk menghemat energi. Selain itu Indonesia
juga perlu skenario yang akurat dalam penggunaan energi yang akan datang agar
tidak terjadi kesenjangan energi dimasa yang akan datang. Selain itu juga untuk
penghetan biaya anggaran yang digunakan untuk energi. Dalam hal ini perlu
pembuktian skenario penggunaan energi mana yang lebih akurat baik dari KEN atau
dari BAU. Keakuratan skenario KEN atau BAU ini dapat dibandingkan dalam
perancangan penggunaan energi dari berbagai sektor. Skenario yang efektif dapat
membantu dalam pemerinta dalam menyiapakan kebutuhan energi dan dapat
merincikan berapa dana yang dibutuhkan untuk penggunaan energi.
1.2. Rumusan Masalah
a.
Apa itu KEN dan BAU ?
b.
Skenario penggunaan energi oleh KEN dan BAU
c. Skenario penggunaan
energi mana yang lebih efisien dalam memprediksi peningkatan pemakaian energi dimasa yang
akan datang.
1.3. Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini antara lain
1. Mengetahui apa itu KEN dan BAU.
2. Melihat skenario penggunaan energi dimasa yang akan
datang oleh KEN dan BAU.
3. Membandingkan skenario yang dibuat oleh KEN dan BAU.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian KEN dan BAU
KEN merupakan singkatan
dari Kebijakan Energi Nasional. KEN sering disebut juga dengan skenario
alternatif dalam memeperkirakan penggunaan energi dimasa yang akan datang. Skenario
Skenario KEN adalah skenario prakiraan energi dengan intervensi rancangan
kebijakan KEN yang baru yang mencakup konservasi dan diversifikasi energi dan
pengembangan energi terbarukan yang mempertimbangkan pengurangan emisi gas-gas
rumah kaca dari sektor energi.
BAU merupakan singkatan
dari Business
As Usual. BAU ini sering
disebut juga dengan skenario dasar prakiraan energi. Skenario Dasar adalah
skenario prakiraan energi yang merupakan kelanjutan dari perkembangan historis
atau tanpa ada intervensi kebijakan Pemerintah yang dapat merubah perilaku
historis. Selain asumsi-asumsi dasar yang telah disebutkan sebelumnya, proyeksi
penyediaan energi nasional jangka panjang pada skenario BAU memerlukan beberapa
asumsi lainnya.
2.2. Skenario
KEN
Skenario Skenario KEN
adalah skenario prakiraan energi dengan intervensi rancangan kebijakan KEN yang
baru yang mencakup konservasi dan diversifikasi energi dan pengembangan energi
terbarukan yang mempertimbangkan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca dari sektor
energi. Skenario KEN ini dapat kita lihat pada berbagai sektor yaitu:
2.2.1.
Dalam Sektor Industri
Perkembangan permintaan energi final sektor industri
2011-2030 untuk skenario KEN . meningkat dari 49,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi
235,8 juta TOE pada tahun 2030, atau meningkat rata-rata sebesar 8,5% per
tahun. Dapat dilihat permintan energi sektor industri untuk skenario KEN lebih
rendah dari pada skenario dasar. Skenario oleh KEN ini didominasi oleh
penggunaan batubara dan gas. Hal ini
dapat dilihat pada grafik permintaan energi final oleh KEN disektor industri.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Industri
Menurut Skenario KEN.
2.2.2. Dalam
Bidang Transportasi
Perkembangan
permintan energi sektor transportasi 2011-2030 untuk skenario KEN meningkat
dari 39 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 103 juta TOE pada tahun 2030 atau
meningkat rata-rata sebesar 5,2% per tahun. Lebih rendahnya pertumbuhan
permintaan energi (meskipun tidak terlalu signifikan) pada skenario KEN ini
terkait dengan upaya penggunaan moda transportasi massal seperti kereta rel
listrik (KRL) dan bus serta peningkatan kondisi infrastruktur sesuai dengan
program MP3EI.

Grafik: Permintaan
Energi Final Sektor Transportasi Skenario KEN
2.2.3. Dalam
Sektor Rumah Tangga
Pada
skenario KEN, pertumbuhan permintaan energi di sektor rumah tangga
diperkirakanakan lebih rendah dibanding skenario BAU. Hal ini mengindikasikan
bahwa kebijakan energi nasional terkait penggunaan gas dan energi terbarukan
seperti biogas berpengaruh terhadap permintaan energi di sektor rumah tangga.
Pada skenario KEN biogas sudah dibutuhkan dan mencapai 0,6%Pangsanya pada tahun
2030.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Rumah Tangga
Skenario KEN
2.2.4. Dalam
Sektor Komersil
Pada skenario KEN diproyeksikan akan meningkat dari
4,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 24,0 juta TOE pada tahun 2030 atau
meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 8,7% per tahun. Selain berbeda dalam hal
pertumbuhannya,pola penggunaan jenis energi baik untuk skenario BAU maupun
skenario KEN pada periode 2011-2030 agak sedikit berbeda. Yang membuat berbeda
adalah adanya penggunaan BBN pada skenario ini yang pada tahun 2030
diperkirakan bisa mencapai 0,9 juta TOE.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Komersial
Skenario KEN
2.2.5. Dalam
Sektor Lainnya
Pada
skenario KEN laju permintaan energinya diprakirakan akan lebih rendah dari pada
skenario BAU yaitu sebesar 7,2%. Permintaan energi meningkat dari 4,1 juta TOE
pada tahun 2011 menjadi 15,4 juta TOE pada tahun 2030. Pola penggunaan jenis
energi untuk kedua skenario tersebut relatif sama dengan pangsa terbesar adalah
penggunaan minyak solar.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Lainnya
Menurut Skenario KEN
2.2.6. Penggunaan Non Energi
Pada skenario KEN sektor non energi disini mencakup penggunaan
gas sebagai bahan baku industri pupuk dan non bahan bakar (produk kilang
lainnya) sebagai bahan baku industri petrokimia. Permintaan energi sektor ini
diperkirakan mencapai 38,3 juta TOE pada tahun 2030, meningkat dari 10,1 juta
TOE pada tahun 2011 atau tumbuh 7,3% per tahun.

Grafik: Permintaan Non Energi
2.3. Skenario BAU
Skenario Dasar (BAU) adalah
skenario prakiraan energi yang merupakan kelanjutan dari perkembangan historis
atau tanpa ada intervensi kebijakan Pemerintah yang dapat merubah perilaku
historis. Selain asumsi-asumsi dasar yang telah disebutkan sebelumnya, proyeksi
penyediaan energi nasional jangka panjang pada skenario BAU memerlukan beberapa
asumsi lainnya. Skenario BAU dapat dilihat dalam beberapa sektor yaitu:
2.3.1. Dalam
Sektor Industri
Perkembangan
permintaan energi sektor industri 2011-2030 menurut jenis energi final
berdasarkan skenario BAU. Berdasarkan skenario tersebut permintaan energi
sektor industri meningkat dari 49,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 294,8 juta
TOE pada tahun 2030 atau rata-rata tahunan pertumbuhan adalah 9,8% pada periode
tersebut. Pertumbuhan permintaan energi sektor industri menurut jenis energi finalnya
adalah sebagai berikut; batubara 9,5%, listrik 10,3%, gas bumi 11,4%, LPG 9,3%,
biomasa 7,0%, dan BBM 9,3%.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Industri
Menurut Skenario BAU
2.3.2. Dalam
Sektor Transportasi
Berdasarkan skenario BAU rata-rata tahunan pertumbuhan
permintaan energi di sektor transportasi pada 2011-2030 adalah sekitar 6,0%.
Permintan energi di sektor transportasi meningkat dari 39 juta TOE pada tahun
2011 menjadi 119 juta TOE pada tahun 2030. Menurut pangsa jenis bahan bakar
maka selama periode tersebut belum banyak bergeser dari kondisi saat ini yang
hampir keseluruhan kebutuhan energinya adalah BBM.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Transportasi
Skenario BAU
2.3.3. Dalam
Sektor Rumah Tangga
Saat ini permintaan energi rumah tangga (di luar biomasa)
didominasi oleh listrik, disusul oleh LPG dan minyak tanah. Dengan kebijakan subsitusi
minyak tanah dengan LPG, permintaan energi rumah tangga masa mendatang
diperkirakan akan sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Berdasarkan skenario
BAU, pada periode 2011-2030 permintaan energi sektor rumah tangga akan tumbuh
rata-rata 4,3% per tahun . Meningkat dari 12,5 juta TOE pada tahun 2011 menjadi
28,0 juta TOE pada tahun 2030.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Rumah Tangga
Skenario BAU
2.3.4. Dalam
Sektor Komersil
Pertumbuhan permintaan energi di sektor komersial
periode 2011-2030 menurutskenario BAU diperkirakan akan tumbuh dari 4,9 juta
TOE pada tahun 2011 menjadi 28,1 juta TOE pada tahun 2030, atau meningkat sekitar
9,6% per tahun. Jenis energi yang dominan disektor ini adalah penggunaan energi
listrik. Pada tahun 2030 pangsa penggunaan listrik diperkirkan mencapai sekitar
74,3% dari total penggunaan energi di sektor komersial.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Komersial
Skenario BAU
2.3.5. Dalam
Sektor Lainnya
Menurut skenario BAU pada perioda 2011–2030
permintaan energi di sektor lainnya diperkirakan akan tumbuh dari 4,1 juta TOE
pada tahun 2011 menjadi 19,3 juta TOE pada tahun 2030 atau tumbuh rata-rata
sebesar 8,5% per tahun. Pangsa terbesar permintaan energi di sektor ini pada
tahun 2030 adalah minyak solar (75,4%), diikuti oleh premiun (14,5%), minyak
bakar (7,3%), minyak tanah (2,4%), dan sisanya adalah penggunaan minyak diesel.

Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Lainnya
Menurut Skenario BAU
2.2.6. Penggunaan Non Energi
Pada skenario KEN sektor non energi disini mencakup penggunaan
gas sebagai bahan baku industri pupuk dan non bahan bakar (produk kilang
lainnya) sebagai bahan baku industri petrokimia. Permintaan energi sektor ini
diperkirakan mencapai 38,3 juta TOE pada tahun 2030, meningkat dari 10,1 juta
TOE pada tahun 2011 atau tumbuh 7,3% per tahun.

Grafik: Permintaan Non Energi
2.4. Perbandingan
Skenario KEN dan BAU
Dari penjelasan diatas
kita dapat mengetahui bahwa skenario yang dibuat oleh KEN lebih efisien dari
pada skenario yang dibuat oleh BAU. Hal ini jelas menunjukkan bahwa KEN
merupakan kebijakan energi nasional yang memang diperuntukkan untuk memprediksi
penggunaan energi dimasa yang akan datang. Dari hal ini pemerintah dapat
mengambil skenario dari KEN untuk pandangan penggunaan energi dimasa yang akan
datang.
BAB
3
PENUTUP
Skenario penggunaan energi dari tahun ketahun memang
penting untuk mengetahui jumlah energi yang dibutuhkan agar tidak terjadi
kesenjangan energi, selain itu untuk mengetahui berapa jumlah anggaran dana
yang dibutuhkan dalam penyediaan energi. Selain itu kita juga harus menghemat
energi agar bahan bakar fosil tidak cepat habis.
Demikianlah materi yang saya
tuliskan, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena penulis masih
belum berpengalaman dan kurangnya sumber materi yang didapat yang sesuai dengan
judul makalah ini.
Segalah puji bagi allah swt masih
memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama untuk
penulis sehinggah penulis dapat menyelasikan makalah ini.
BAB 4
KESIMPILAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
Skenario
penggunaan energi yang dibuat oleh KEN lebih efisien dibanding dengan skenario
penggunaan energi yang dibuat oleh BAU
4.2. SARAN
Sebaiknya kita lebih
bijak dalam penggunaan energi agar tidak terjadi peningkatan penggunaan energi
dari tahun ketahun.
DAFTAR
PUSTAKA
Karno,
W. 2012. Kajian Indonesia Energi Outlock. Pusat Data Dan Informasi Energi Dan
Sumber Daya Mineral: Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral. ± 95 hlm.
No comments:
Post a Comment