Wednesday, April 27, 2016

PERBANDINGAN SKENARIO KEN (KEBIJAKAN ENERGI NASINAL) DAN BAU (BUSSINES AS USUAL)

MAKALAH INI DITULIS UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS MATA KULIAH BIOENERGI




Disusun oleh:
NAMA            : ARI SUGIARTO
                         EKI WIDYA .S  
                          HERU SAPUTRA
                        M. EKO INDRA
                                     RIZKY HARISNANDO

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hj. Hilda Zulkifli M.Si., DEA


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehinggah penulis telah berhasil menyusun makalah ini yang berjudul Perbadingan skenario penggunaan energi oleh KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As Usual). Penulisan makalah ini supayah kita dapat mengetahui perbedaan skenario pengguaan energi di masa yang akan datang dan membandingkan skenario yang dibuat KEN (Kebijakan Energi Nasional)  dan BAU (Business As Usual) serta menentukan skenario mana yang paling akurat.
Makalah ini berisi tentang skenario penggunaan energi di Indonesia menurut KEN (Kebijakan Energi Nasional)  dan BAU (Business As Usual). Selain makalah ini juga membahas skenario penggunaan energi mana yang paling akurat baik dari KEN (Kebijakan Energi Nasional) atau BAU (Business As Usual). Perbadingan skenario penggunaan energi di masa yang akan datang oleh KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As Usual) juga akan dibahas dalam makalah ini. 
Penulisan menyadari walaupun sudah berusaha maksimal dalam membuat makalah ini, tetapi masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi bahasa, pengolahan kata maupun dalam hal penyusunan. Demikianlah makalah ini dibuat untuk mengingatkan kita bahwa baik KEN (Kebijakan Energi Nasional) dan BAU (Business As Usual)  memiliki rancangan skenario penggunaan energi yang bertujuan untuk menghemat energi.










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN.....................................................................................................
            1.1. Latar Belakang......................................................................................
            1.2. Rumusan masalah.................................................................................
            1.3. Tujuan....................................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN.......................................................................................................
            2.1. Pengertian KEN dan BAU....................................................................
            2.2. Skenario KEN........................................................................................
                        2.2.1. Dalam Sektor Industri...........................................................
                        2.2.2. Dalam Sektor Transportasi...................................................
                        2.2.3. Dalam Sektor Rumah Tangga...............................................
                        2.2.4. Dalam Sektor Komersil.........................................................
                        2.2.5. Dalam Sektor Lainnya...........................................................
                        2.2.6. Penggunaan Non Energi........................................................
            2.3. Skenario BAU........................................................................................
                        2.3.1. Dalam Sektor Industri...........................................................
                        2.3.2. Dalam Sektor Transportasi...................................................
                        2.3.3. Dalam Sektor Rumah Tangga...............................................
                        2.3.4. Dalam Sektor Komersil.........................................................
                        2.3.5. Dalam Sektor Lainnya...........................................................
                        2.3.6. Penggunaan Non Energi........................................................
            2.4. Perbandingan Skenario KEN dan BAU..............................................
BAB 3
PENUTUP..............................................................................................
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................
          4.1. Kesimpulan..........................................................................................
            4.2. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
























BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Beberapa tahun terahir pengguaan energi di Indonesia terus meningkat beberapa persen dari tahun ketahun. Peningkatan penggunaan energi ini memang tidak dapat dipungkiri, dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat. Penggunaan energi sendiri sangat vital dalam kelangsungan hidup masyarakat dalam berbagai bidang. Di Indonesia sendiri penggunaan energi masih didominasi dari bahan bakar fosil yang diprediksi bahan bakar ini akan habis dalam waktu dekat, selain itu penggunaan bahan bakar fosil ini juga menyebabkan polusi udara. Tentutanya dalam hal ini perlu adanya suatu perancangan dalam skenario penggunaan energi dimasa yang akan datang agar dapat diprediksi kenaikan pemakaian energi pertahunnya.
Lembaga seperti KEN dan BAU merupakan lembaga yang memilik peranan dalam memperkirakan penggunaan energi dari tahun ketahunnya. Lembaga ini sendiri memiliki perbedaan dalam skenario penggunaan energi dari tahun ketahun. Perbedaan ini memang dapat dilihat dalam grafik skenario pemakaian energi yang dibuat oleh KEN dan BAU. Di Indinesia sendiri perlu perancanagn peningkatan pemakaian energi dalam berbagai bidang, dalam hal ini skenario KEN dan BAU dapat membantu dalam memprediksi jumlah pemakaian energi dimasah yang akan datang.
 Penggunaan energi yang besar harus ditekan menjadi seefisien mungkin guna untuk menghemat energi. Selain itu Indonesia juga perlu skenario yang akurat dalam penggunaan energi yang akan datang agar tidak terjadi kesenjangan energi dimasa yang akan datang. Selain itu juga untuk penghetan biaya anggaran yang digunakan untuk energi. Dalam hal ini perlu pembuktian skenario penggunaan energi mana yang lebih akurat baik dari KEN atau dari BAU. Keakuratan skenario KEN atau BAU ini dapat dibandingkan dalam perancangan penggunaan energi dari berbagai sektor. Skenario yang efektif dapat membantu dalam pemerinta dalam menyiapakan kebutuhan energi dan dapat merincikan berapa dana yang dibutuhkan untuk penggunaan energi.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa itu KEN dan BAU ?
b. Skenario penggunaan energi oleh KEN dan BAU
c. Skenario penggunaan energi mana yang lebih efisien dalam memprediksi      peningkatan pemakaian energi dimasa yang akan datang.

1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain
1.    Mengetahui apa itu KEN dan BAU.
2.    Melihat skenario penggunaan energi dimasa yang akan datang oleh KEN dan BAU.
3.    Membandingkan skenario yang dibuat oleh KEN dan BAU.














BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian KEN dan BAU
KEN merupakan singkatan dari Kebijakan Energi Nasional. KEN sering disebut juga dengan skenario alternatif dalam memeperkirakan penggunaan energi dimasa yang akan datang.  Skenario Skenario KEN adalah skenario prakiraan energi dengan intervensi rancangan kebijakan KEN yang baru yang mencakup konservasi dan diversifikasi energi dan pengembangan energi terbarukan yang mempertimbangkan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca dari sektor energi.
BAU merupakan singkatan dari Business As Usual. BAU ini sering disebut juga dengan skenario dasar prakiraan energi. Skenario Dasar adalah skenario prakiraan energi yang merupakan kelanjutan dari perkembangan historis atau tanpa ada intervensi kebijakan Pemerintah yang dapat merubah perilaku historis. Selain asumsi-asumsi dasar yang telah disebutkan sebelumnya, proyeksi penyediaan energi nasional jangka panjang pada skenario BAU memerlukan beberapa asumsi lainnya.

2.2. Skenario KEN
Skenario Skenario KEN adalah skenario prakiraan energi dengan intervensi rancangan kebijakan KEN yang baru yang mencakup konservasi dan diversifikasi energi dan pengembangan energi terbarukan yang mempertimbangkan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca dari sektor energi. Skenario KEN ini dapat kita lihat pada berbagai sektor yaitu:
2.2.1. Dalam Sektor Industri
      Perkembangan permintaan energi final sektor industri 2011-2030 untuk skenario KEN . meningkat dari 49,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 235,8 juta TOE pada tahun 2030, atau meningkat rata-rata sebesar 8,5% per tahun. Dapat dilihat permintan energi sektor industri untuk skenario KEN lebih rendah dari pada skenario dasar. Skenario oleh KEN ini didominasi oleh penggunaan  batubara dan gas. Hal ini dapat dilihat pada grafik permintaan energi final oleh KEN disektor industri.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Industri Menurut Skenario KEN.

2.2.2. Dalam Bidang Transportasi
          Perkembangan permintan energi sektor transportasi 2011-2030 untuk skenario KEN meningkat dari 39 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 103 juta TOE pada tahun 2030 atau meningkat rata-rata sebesar 5,2% per tahun. Lebih rendahnya pertumbuhan permintaan energi (meskipun tidak terlalu signifikan) pada skenario KEN ini terkait dengan upaya penggunaan moda transportasi massal seperti kereta rel listrik (KRL) dan bus serta peningkatan kondisi infrastruktur sesuai dengan program MP3EI.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Transportasi Skenario KEN     

2.2.3. Dalam Sektor Rumah Tangga
          Pada skenario KEN, pertumbuhan permintaan energi di sektor rumah tangga diperkirakanakan lebih rendah dibanding skenario BAU. Hal ini mengindikasikan bahwa kebijakan energi nasional terkait penggunaan gas dan energi terbarukan seperti biogas berpengaruh terhadap permintaan energi di sektor rumah tangga. Pada skenario KEN biogas sudah dibutuhkan dan mencapai 0,6%Pangsanya pada tahun 2030.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Rumah Tangga Skenario KEN

2.2.4. Dalam Sektor Komersil
      Pada skenario KEN diproyeksikan akan meningkat dari 4,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 24,0 juta TOE pada tahun 2030 atau meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 8,7% per tahun. Selain berbeda dalam hal pertumbuhannya,pola penggunaan jenis energi baik untuk skenario BAU maupun skenario KEN pada periode 2011-2030 agak sedikit berbeda. Yang membuat berbeda adalah adanya penggunaan BBN pada skenario ini yang pada tahun 2030
diperkirakan bisa mencapai 0,9 juta TOE.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Komersial Skenario KEN

2.2.5. Dalam Sektor Lainnya
          Pada skenario KEN laju permintaan energinya diprakirakan akan lebih rendah dari pada skenario BAU yaitu sebesar 7,2%. Permintaan energi meningkat dari 4,1 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 15,4 juta TOE pada tahun 2030. Pola penggunaan jenis energi untuk kedua skenario tersebut relatif sama dengan pangsa terbesar adalah penggunaan minyak solar.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Lainnya Menurut Skenario KEN

2.2.6. Penggunaan Non Energi
      Pada skenario KEN sektor non energi disini mencakup penggunaan gas sebagai bahan baku industri pupuk dan non bahan bakar (produk kilang lainnya) sebagai bahan baku industri petrokimia. Permintaan energi sektor ini diperkirakan mencapai 38,3 juta TOE pada tahun 2030, meningkat dari 10,1 juta TOE pada tahun 2011 atau tumbuh 7,3% per tahun.
Grafik: Permintaan Non Energi

2.3. Skenario BAU
Skenario Dasar (BAU) adalah skenario prakiraan energi yang merupakan kelanjutan dari perkembangan historis atau tanpa ada intervensi kebijakan Pemerintah yang dapat merubah perilaku historis. Selain asumsi-asumsi dasar yang telah disebutkan sebelumnya, proyeksi penyediaan energi nasional jangka panjang pada skenario BAU memerlukan beberapa asumsi lainnya. Skenario BAU dapat dilihat dalam beberapa sektor yaitu:
2.3.1. Dalam Sektor Industri
          Perkembangan permintaan energi sektor industri 2011-2030 menurut jenis energi final berdasarkan skenario BAU. Berdasarkan skenario tersebut permintaan energi sektor industri meningkat dari 49,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 294,8 juta TOE pada tahun 2030 atau rata-rata tahunan pertumbuhan adalah 9,8% pada periode tersebut. Pertumbuhan permintaan energi sektor industri menurut jenis energi finalnya adalah sebagai berikut; batubara 9,5%, listrik 10,3%, gas bumi 11,4%, LPG 9,3%, biomasa 7,0%, dan BBM 9,3%.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Industri Menurut Skenario BAU

2.3.2. Dalam Sektor Transportasi
          Berdasarkan skenario BAU rata-rata tahunan pertumbuhan permintaan energi di sektor transportasi pada 2011-2030 adalah sekitar 6,0%. Permintan energi di sektor transportasi meningkat dari 39 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 119 juta TOE pada tahun 2030. Menurut pangsa jenis bahan bakar maka selama periode tersebut belum banyak bergeser dari kondisi saat ini yang hampir keseluruhan kebutuhan energinya adalah BBM.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Transportasi Skenario BAU

2.3.3. Dalam Sektor Rumah Tangga
      Saat ini permintaan energi rumah tangga (di luar biomasa) didominasi oleh listrik, disusul oleh LPG dan minyak tanah. Dengan kebijakan subsitusi minyak tanah dengan LPG, permintaan energi rumah tangga masa mendatang diperkirakan akan sangat berbeda dengan kondisi saat ini. Berdasarkan skenario BAU, pada periode 2011-2030 permintaan energi sektor rumah tangga akan tumbuh rata-rata 4,3% per tahun . Meningkat dari 12,5 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 28,0 juta TOE pada tahun 2030.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Rumah Tangga Skenario BAU

2.3.4. Dalam Sektor Komersil
          Pertumbuhan permintaan energi di sektor komersial periode 2011-2030 menurutskenario BAU diperkirakan akan tumbuh dari 4,9 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 28,1 juta TOE pada tahun 2030, atau meningkat sekitar 9,6% per tahun. Jenis energi yang dominan disektor ini adalah penggunaan energi listrik. Pada tahun 2030 pangsa penggunaan listrik diperkirkan mencapai sekitar 74,3% dari total penggunaan energi di sektor komersial.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Komersial Skenario BAU

2.3.5. Dalam Sektor Lainnya
      Menurut skenario BAU pada perioda 2011–2030 permintaan energi di sektor lainnya diperkirakan akan tumbuh dari 4,1 juta TOE pada tahun 2011 menjadi 19,3 juta TOE pada tahun 2030 atau tumbuh rata-rata sebesar 8,5% per tahun. Pangsa terbesar permintaan energi di sektor ini pada tahun 2030 adalah minyak solar (75,4%), diikuti oleh premiun (14,5%), minyak bakar (7,3%), minyak tanah (2,4%), dan sisanya adalah penggunaan minyak diesel.
Grafik: Permintaan Energi Final Sektor Lainnya Menurut Skenario BAU

2.2.6. Penggunaan Non Energi
      Pada skenario KEN sektor non energi disini mencakup penggunaan gas sebagai bahan baku industri pupuk dan non bahan bakar (produk kilang lainnya) sebagai bahan baku industri petrokimia. Permintaan energi sektor ini diperkirakan mencapai 38,3 juta TOE pada tahun 2030, meningkat dari 10,1 juta TOE pada tahun 2011 atau tumbuh 7,3% per tahun.
Grafik: Permintaan Non Energi

2.4. Perbandingan Skenario KEN dan BAU
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa skenario yang dibuat oleh KEN lebih efisien dari pada skenario yang dibuat oleh BAU. Hal ini jelas menunjukkan bahwa KEN merupakan kebijakan energi nasional yang memang diperuntukkan untuk memprediksi penggunaan energi dimasa yang akan datang. Dari hal ini pemerintah dapat mengambil skenario dari KEN untuk pandangan penggunaan energi dimasa yang akan datang.













BAB 3
PENUTUP

          Skenario penggunaan energi dari tahun ketahun memang penting untuk mengetahui jumlah energi yang dibutuhkan agar tidak terjadi kesenjangan energi, selain itu untuk mengetahui berapa jumlah anggaran dana yang dibutuhkan dalam penyediaan energi. Selain itu kita juga harus menghemat energi agar bahan bakar fosil tidak cepat habis.
            Demikianlah materi yang saya tuliskan, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena penulis masih belum berpengalaman dan kurangnya sumber materi yang didapat yang sesuai dengan judul makalah ini.
            Segalah puji bagi allah swt masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama untuk penulis sehinggah penulis dapat menyelasikan makalah ini.


















BAB 4
KESIMPILAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
Skenario penggunaan energi yang dibuat oleh KEN lebih efisien dibanding dengan skenario penggunaan energi yang dibuat oleh BAU

4.2. SARAN
Sebaiknya kita lebih bijak dalam penggunaan energi agar tidak terjadi peningkatan penggunaan energi dari tahun ketahun.






















DAFTAR PUSTAKA

Karno, W. 2012. Kajian Indonesia Energi Outlock. Pusat Data Dan Informasi Energi Dan Sumber Daya Mineral: Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral. ± 95 hlm.


No comments:

Post a Comment