Wednesday, April 27, 2016

keanekaragaman mollusca di desa Serdang Menang

KEANEKARAGAMAN FILUM MOLLUSCA DI SUNGAI DESA SERDANG MENANG KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Ari Sugiarto
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya

ABSTRAK
            Hewan lunak (filum mollusca), dengan kira-kira 100.000 spesies yang masih  hidup. Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (kalsium karbonat). Ada tujuh kelas Mollusca, lima diantaranya banyak kita jumpai. Ketujuh kelas tersebut Polyplacophora atau Amphineura (chiton), Gastropoda (keong), Pelecypoda (kerang), Cephalopoda (cumi-cumi atau gurita), dan Scaphopoda (cangkang tanduk), Aplacophora (oleh sementara ahli zoologi dipisahkan menjadi ordo di bawah kelas Amphineura), dan Monoplacophora (hewan yang bercangkang yang terkecil). Penelitian ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 07 November 2015, di sungai desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir. Hasil mendapatkan bahwa habitat dari kebanyakan Mollusca yang ditemukan berada pada sungai yang memiliki arus yang tenang. Kebanyakan spesies yang ditemukan termasuk kedalam kelas Gastropoda dan kelas Bivalvia. Dominasi waran cangkang dari mollusca yang ditemukan didominasi oleh warna cokelat kehitaman, cokelat kekuningan, dan coklat kehijauan.  Kebanyakan Mollusca yang ditemukan permukaan cangkangnya banyak ditumbuhi oleh lumut.

Kata kunci: Hewan lunak (Mollusca), Habitat, Kelas Mollusca, Cangkang





PENDAHULUAN
            Hewan lunak (filum mollusca), dengan kira-kira 100.000 spesies yang masih  hidup. Menurut Campbell et al (2003), anggota filum mollusca lebih dari 150.000 spesies yang telah diketahui. Pada waktu ini filum mollusca  termasuk filum hewan yang sangat penting. Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat dari kapur (kalsium karbonat). Cangkang (katub) ini dibuat oleh sebuah lipatan dinding tubuh yang khusus yang disebut mantel. Sebagian besar molusca hidup di air   laut,  tetapi  banyak yang ditemukan di air tawar dan beberapa didaratan (kimbal, 1999).
            Mollusca memperlihatkan keanekaragaman yang luas dalam pola strukturnya. Beberapa Mollusca mempunyai dinding yang terbagi menjadi dua. Ada lagi yang dindingnya terbagi-bagi menjadi banyak bagian. Tetapi ada pula yang  anggota-anggotanya yang tidak mempunyai dinding. Beberapa jenis merayap pada permukaan yang keras. Jenis lain bergerak sangat perlahan-lahan dengan susah payah melalui pasir dan lumpur, sedangkan ada lagi yang menggunakan pancaran air untuk dapat majau, seperti gurita dan cumi-cumi (Yayasan Studi Kurikulum Biologi, 1992).
            Filum mallusca meliputi keong, kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong, dan sebangsanya. Bentuk simetri bilateral, tidak beruas, dan banyak diantara mereka mempunyai cangkang dari kapur. Kerang, tiram, keong, dan cumi-cumi nampak sekilas tidak menunjukkan bentuk serupa, akan tetapi jika dipelajari secara teliti mereka mempunyai beberapa struktur yang sama. Salah satunya adalah alat yang disebut kaki. Pada keong kaki ini biasanya digunakan untuk merayap atau berjalan di permukaan, pada kerang digunakan untuk mengeduk melalui dasar lumpur dan pada cumi-cumi untuk menangkap mangsa. Dalam masing-masing tubuh hewan ini terdapat suatu rongga yang dinamakan mantel yang terletak diantara dan mantel, yaitu suatu amplop pembungkus (Romimohtarto & juwana, 2007).
            Ciri khasnya dari mollusca bertubuh lunak dengan kepalah disebelah anterior (pada Bivalvia rudimeter), biasanya dengan lidah parut (radula), kaki ventral besar berotot (pada sefalopoda  termodifikasi menjadi tangan), dengan viseral biasanya dalam punuk sebelah dorsal kaki.
            Sifat khas filum ini secara singkat diterangkan bahwa bentuk simetri bilateral, tubuh biasanya pendek, saluran pencernaan lengkap, sistem sirkulasi mencangkup jantung sebelah punggung dengan satu atau dua aurikel (auricle) atau rongga atas dan satu ventrikel, pernapasan dilakukan oleh satu atau banyak insang ktenidium (ctenidium) atau sebuah paru-paru didalam rongga mantel, ekskresi oleh ginjal yang disebut nefridia, sistem saraf tipikal terdiri dari tiga pasang ganglia, dan kelamin biasanya terpisah.
            Ada tujuh kelas Mollusca, lima diantaranya banyak kita jumpai. Ketujuh kelas tersebut Polyplacophora atau Amphineura (chiton), Gastropoda (keong), Pelecypoda (kerang), Cephalopoda (cumi-cumi atau gurita), dan Scaphopoda (cangkang tanduk), Aplacophora (oleh sementara ahli zoologi dipisahkan menjadi ordo di bawah kelas Amphineura), dan Monoplacophora (hewan yang bercangkang yang terkecil). Kelima  kelas tersebut dibagi menurut kesimetrian bentuknya, sifat-sifat kaki, cangkang, dan insang, dan sistem saraf (Romimohtarto & Juwana, 2007).
            Lapisan luar punuk viseral disebut mantel, biasanya tertutupi oleh cangkang. Mantel melindungi rongga mantel yang biasanya mengandung insang, anus dan bukaan ginjal serta saluran reproduksi. Terdapat jantung, sirkulasi seringkali mencakup komponen terbuka (hemosoe) dan komponen tertutup. Sistem saraf terdiri atas tali saraf dan ganglion. Perkembangan sebagian besar dengan pembelahan spiral, seringkali dengan larva tropokor (Abercrombie et al, 1993).
            Siklus hidup tahap mollusca laut meliputi tahap larva bersilia yang disebut trofokor, yang merupakan karakteristik annelida laut dan beberapa protostoma lainnya. Akan tetapi molusca tidak memiliki sifat yang paling  menentukan bagi keturunan annelida segmentasi sejati. Bangun dasar tubuh molusca telah berkembang dengan berbagai cara pada kelas yang berlainan dalam suatu filum. Sebagai besar mollusca memiliki sistem sirkulasi terbuka dengan jantung dorsal yang memompa cairan sirkulasi (hemolimfa) melalui arteri kedalam sinus (ruang tubuh) yang menggenagi organ itu (Campbell et al, 2003).
            Insang dari remis merupakan lempengan pipih  yang panjang dan menjulur kearah bawah dari tubuh yang berada di dalam cangkang keras. Silia pada insang mensirkulasi air di sekitar permukaan insang (Campbell et al, 2004). Sistem syaraf dari mollusca beragam dengan derajat sentralisasi  yang umum berkorelasi dengan cara hidup. Sefalopoda (cumi-cumi dan gurita) mempunyai sistem syaraf yang tersetralisir dan tersentralisasi yang mendukung cara hidupnya yang aktif dan bersifat pemangsa.
             Jenis filum Mollusca yang hidup di sungai desa Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang kabupaten Ogan Komering Ilir belum banyak diketahui jenis spesiesnya, oleh sebab itu harus ditelitih keanekaragaman jenis filum Mollusca yang hidup di sungai tersebut. Sebelumnya belum ada penelitian yang menjelaskan tentang keanekaragam filum Mollusca di sungai tersebut, oleh sebab itu penulis melakukan penelitian yang lebih mendalam.

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
            Penelitian ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 07 November 2015, di sungai desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.

Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada penilitian ini yaitu toples, jaring, sampan,  dan alat tulis. Sedangkan bahan yang  dibutuhkan yaitu formalin.
Cara Kerja
            Menyelusuri sepanjang sungai dengan sampan, pada tempat pengambilan sampel filum Mollusca yang ditangkap menggunakan jaring atau dengan tangan secara langsung. Selain itu dengan berjalan kaki menyelusuri sungai yang dangkal dan mengambil sampel dengan jaring atau tangan, dan pengambilan sampel juga dilakukan dengan menyelami sungai untuk mendapatkan sampel. Sampel yang didapat kemudian dimasukkan kedalam toples yang berisi formalin, sampel yang didapat kemudian diidentifikasi jenisnya.

HASIL dan PEMBAHASAN
Spesies ini hidup pada tepian sungai yang berlumpur dan juga ditemukan pada tanah berpasir. Selain sedang ditemukan dipermukaan tanah langsung, hewan ini juga ditemukan menempel pada permukaan yang berada disungai. Cangkang dari hewan ini berwarna coklat kehitaman, selain itu pada tepian sungai yang berlumpur cangkang hewan ini sering ditumbuhi oleh lumut. 

Spesies ini didapatkan hampir disetiap kedalaman sungai. Biasanya ditemukan pada tanah yang berpasir. Tetapi juga terdapat pada tanah yang berlumpur. Pada cangkang spesies ini terdapat seperti garis-garis yang melengkung yang mengikuti bentuk cangkang dari spesies ini.  

Spesies ini jumlahnya sedikit dan ditemukan pada bagian  sungai yang dangkal, memiliki arus yang tenang, dan pada tanah yang berpasir serta sedikit pada permukaan tanahnya berlumpur.
   
Hewan ini jarang ditemukan disepanjang sungai hewan ini ditemukan menempel pada permukaan benda yang hanyut terbawa aliran sungai dan ditemukan juga pada permukaan tanah yang memiliki arus yang tenang.

Hewan ini biasanya ditemukan hampir pada setiap kedalaman sungai baik pada tanah berpasir, lumpur, maupun terdapat  pada tanah liat. Spesies ini memiliki cangakang yang pipih yang bentuknya lonjong. Selain itu hewan ini hidup pada sungai yang memiliki arus yang tenang.

Spesies ini ditemukan pada tepian sungai, bagian sungai yang dangkal, menempel pada eceng gondok ataupun menempel pada permukaan benda lainnya yang berada disungai. Selain itu spesies ini ditemukan hidup berdampingan dengan jumlah kelompok yang bervariasi.

Spesies ini ditemukan pada tepian sungai dan juga ditemukan menempel pada permukaan benda yang berada disungai. Jumlahnya tidak terlalu banyak biasanya ditemukan tidak dalam berkelompok.

Spesies ini kebanyakan  ditemukan pada tepian sungai, baik menempel pada permukaan benda atau ditemukan pada permukaan tanah. Memiliki cangkang yang bergarigi serta warnanya coklat kehitaman.

            Habitat dari kebanyakan mollusca yang ditemukan berada pada sungai yang memiliki arus yang tenang. Kebanyakan spesies yang ditemukan termasuk kedalam kelas Gastropoda dan kelas Bivalvia. Menurut Campbell et al (2003), kelas filum mollusca yang terbesar Gastropoda, memiliki lebih dari 40.000 spesies yang hidup. Gastropoda adalah hewan berukuran relatif besar yang menarik. Cangkang asimetri dan biasanya menggulung seperti ulir memutar kekanan, selain itu hewan ini juga menggendong cangkang, kakinya besar dan lebar untuk merayap di batu atau mengeduk pasir atau lumpur (Romimohtarto & Juwana, 2007)
            Dominasi waran cangkang dari mollusca yang ditemukan didominasi oleh warna cokelat kehitaman, cokelat kekuningan, dan coklat kehijauan.  Kebanyakan mollusca yang ditemukan permukaan cangkangnya banyak ditumbuhi oleh lumut, ini dikarenakan kebanyakan mollusca yang ditemukan hidup pada bagian sungai yang berlumpur.
              

KESIMPULAN
1.             Kebanyakan mollusca yang ditemukan pada sungai di desa Serdang Menang kecamatan Sirah Pulau Padang kabupaten Ogan Komering Ilir termasuk kedalam kelas gastropoda dan bivalvia.
2.             Mollusca yang ditemukan kebanyakan  hidup disungai dengan arus yang tenang.
3.             Sebagian besar mollusca yang ditemukan ini memiliki cangkang yang ditumbuhi oleh lumut, dikarenakan habitatnya yang banyak berada pada tanah yang berlumpur.
4.             Warna cangkang dari spesies mollusca yang ditemukan di dominasi oleh warna  cokelat kehitaman, cokelat kekuningan, dan coklat kehijauan.
5.             Mollusca yang ditemukan hidup pada kedalaman sungai yang bervariasi.

Daftar Pustaka
Abercrombie, M., M. Hickman., M. L.          Johnson., dan M. Thain. 1993.             Kamus Lengkap Biologi. Erlangga:   Jakarta.  668 hlm.
Campbell, N. A., J. B. Reece, dan L. G.         Mitchell. 2003. Biologi Jilid 2           Edisi ke-5. Erlangga: Jakarta.      404 hlm.
Kimball, J. W. 1999. Biologi Jilid 3 Edisi    Kelima. Erlangga: Jakarta.  320      hlm.
Romimohtarto, K. & S. Juwana. 2007.          Biologi Laut Ilmu Pengetahuan             Tentang Biota Laut. Djambatan:        Jakarta.  538 hlm.
Yayasan Studi Kurikulum Biologi. 1992.      Biologi Umum. Gramedia: Jakarta.     249 hlm.

  



No comments:

Post a Comment