PERSENTASE JUMLAH TUMBUHAN DIKOTIL
DAN MONOKOTIL DI DESA SERDANG MENANG KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG KABUPATEN
OGAN KOMERING ILIR
Ari
Sugiarto
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya
Abstrak
Tumbuhan
dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan
pengangkutnya berada dalam satu lingkaran, sedangkan tumbuhan monokotil
merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya
tersebar. Secara morfologi perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil
dapat dilihat dari akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan dikotil berakar
tunggang, batang berkambium, pertulangan daun menyirip, dan bagian perhiasan
bunga terdiri dari 2, 4, 5 atau kelipatannya. Tumbuhan monokotil berakar serabut,
batang tidak berkambium, pertulangan daun melengkung, sejajar, dan menjari,
bagian perhiasan bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya. Penelitian ini
di lakukan pada hari Minggu tanggal 15 Mei 2016, di desa Serdang Menang,
kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir. Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis
dan buku catatan. Jumlah tumbuhan dikotil yang terdapat di Desa Serdang Menang
berjumlah 94 spesies, sedangkan tumbuhan monokotil yang ditemukan berjumlah 30
spesies. Total perbandingannya 75, 8 % (tumbuhan dikotil) dan 24, 2 % (tumbuhan
monokotil).
Kata kunci : Dikotil dan
Monokotil
Pendahuluan
Tumbuhan biji tertutup yang sekarang
masih ada meliputi ± 170.000 jenis, terbagi dalam lebih dari 10.000 marga, yang
kesemuanya tercakup dalam lebih dari 300 suku. Tumbuhan biji tertutup biasanya
dibedakan dalam dua kelas, yang masing-masing diberi nama menurut jumlah daun
lembaga (cotyledo) yang memiliki
anggota-anggotanya, yaitu kelas monokotil atau tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae atau Dicotylae) yang anggota - anggotanya mempunyai biji dengan lembaga
yang memiliki 2 daun lembaga. Kelas tumbuhan monokotil atau tumbuhan biji
tunggal (Monocotyledoneae atau Monocotylae) yang anggota-anggotanya
mempunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga
(Tjitrosoepomo, 2010).
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang
memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya berada dalam satu lingkaran,
sedangkan tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas
jaringan pengangkutnya tersebar. Secara morfologi perbedaan antara tumbuhan
dikotil dan monokotil dapat dilihat dari akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan
dikotil berakar tunggang, batang berkambium, pertulangan daun menyirip, dan bagian
perhiasan bunga terdiri dari 2, 4, 5 atau kelipatannya. Tumbuhan monokotil
berakar serabut, batang tidak berkambium, pertulangan daun melengkung, sejajar,
dan menjari, bagian perhiasan bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya.
Menurut Tjitrosoepomo (2010), ciri-ciri
morfologi tumbuhan dikotil yaitu mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga
(biji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung
khusus, akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang, batang berbentuk kerucut
panjang, duduk daun biasanya tersebara tau berkarang, daun tunggal atau
majemuk, dan bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.
Secara anatomi tumbuhan dikotil memiliki
cir-ciri akar dan batang memiliki kambium dan berkas jeringan pengangkutnya
(xilem dan floem) tersusun dalam satu lingkaran.
Kelas Monocotyledoneae membawahi sejumlah bangsa dan suku tumbuhan yang
warganya dianggap mempunyai tingkat perkembangan filogenetik yang tinggi.
Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal berdasarkan
ciri-ciri berikut. Ciri-ciri morfologi berupa terna, semak, atau pohon yang
mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak
atau tidak banyak cabang-cabang,
buku-buku atau ruas-ruas kebanyakan tampak jelas, daun kebanyakan tunggal
jarang majemuk, bertulang sejajar atau melengkung.
Dari segi anatomi warga Monocotyledoneae
mempunyai ciri-ciri akar mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan
primer saja dengan silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis
yang pada penampang lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan
tidak dapat dilalui air serta zat-zat makanan yang terlarut di dalamnya dengan
sel-sel yang biasanya berhadapan dengan satu berkas pembuluh kayu yang
dindingnya tidak menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian luar akar kedalam
berkas-berkas pumbuluh pengangkutnya (Tjitrosoepomo, 2010).
Daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu
ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai
daun. Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga
susunannya mengingatkan kita pada susunan sirip pada ikan, oleh sebab itu
dinamakan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umumnya kita
dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae),
misalnya daun mangga (Tjitrosoepomo, 2012)
Jaringan
epidermis tumbuhan dikotil terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak
mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula
serta dinding sel berkutin yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya
terdapat stomata dan berbagai trikoma. Fungsi
epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada batang yang mengalami
pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang
dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk
memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air (Pranita et al., 2010).
Jumlah
daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan
penggolongan tumbuhan biji. Tumbuhan yang bijinya mempunyai bentuk seperti
perisai dan bertugas untuk menghisap makanan dari putik lembaga, dan dinamakan skutelum. Tumbuhan yang hanya mempunyai
satu daun lembaga disebut tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae), karena biji
tampak utuh atau tunggal.
Tumbuhan
yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas
kelihatan terdiri atas dua belahan atau dua keping, oleh sebab itu tumbuhan
dengan biji yang bersipat demikian merupakan suatu golongan yang lain lagi yang
dianamakan tumbuhan biji belah atau Dicotyledoneae (Tjitrosoepomo, 2012).
Desa
serdang menang ini terletak diwilayah rawah, belum ada penelitian yang
menyebutkan persentasi tumbuhan dikotil
dan tumbuhan monokotil diwilayah ini. Oleh karena itu dilakukan penelitian
untuk mengetahui persentasi jumlah tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil di
Desa Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Metode Penelitian
Waktu
dan Tempat
Penelitian ini
di lakukan pada 15 Mei 2016, di desa Serdang Menang,
kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.
Alat
dan Bahan
Alat dan bahan
yang digunakan yaitu alat tulis dan buku catatan.
Cara
Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan cara
mendata tumbuhan yang terdapat di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau
Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan membaginya kedalam kelas tumbuhan
dikotil atau monokotil.
Wilayah Desa Serdang Menang
(Pencitraan oleh Google Map)

Hasil Dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu :
Tabel
jumlah tumbuhan dikotil dan monokotil
Persentase
jumlah tumbuhan dikotil dan monokotil
|
Dikotil
|
Monokotil
|
Jumlah
spesies
|
94
|
30
|
Dari
hasil penelitian yang dilakukan didapatkan spesies tumbuhan dikotil berjumlah
94 spesies dan tumbuhan monokotil berjumlah 30 spesies. Tabel ini menunjukkan
jumlah spesies tumbuhan dikotil jumlahnya lebih banyak dari tumbuhan monokotil.
Grafik perbandingan tumbuhan dikotil dan monokotil

Pembahasan
Berdasarkan
pengematan yang telah dilakukan didapatkan bahwa, jumlah tumbuhan dikotil yang
didapatkan berjumlah 94 spesies dan jumlah tumbuhan monokotil yang ditemukan
berjumlah 30 spesies. Perbandingan tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu 75, 8 %
tumbuhan dikotil dan 24, 2 % tumbuhan monokotil.
Desa
Serdang Menang terletak di daerah rawa. Ini menunjukkan bahwa pada ekosistem
rawa jumlah tumbuhan dikotil lebih banyak dari jumlah tumbuhan monokotil.
Tumbuhan dikotil ini tergolong tumbuhan yang memiliki umur yang panjang
sedangkan umur tumbuhan monokotil cendrum pendek.
Kebanyakan
tumbuhan dikotil yang ditemukan merupakan tumbuhan tinggi sedangkan tumbuhan
monokotil yang ditemukan kebanyakan berupa semak dan rerumputan.
Kesimpulan
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu :
1.
Jumlah spesies tumbuhan dikotil dan monokotil di Desa Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten
Ogan Komering Ilir, berjumla 124 spesies, 94 spesies tumbuahan dikotil dan 30
spesies tumbuhan monokotil.
2.
Desa Serdang Menang Terletak di daerah rawa
3.
Kebanyakan tumbuhan dikotil yang ditemukan merupakan tumbuhan tinggi dan
kebanyakan tumbuhan monokotil yang ditemukan merupakan semak dan rerumputan.
Daftar Pustaka
Pranita,
R., Y. R. Fitri, T. Asneti, Juwilda, E. F. Zeba. 2010. Epidermis Pada Tumbuhan.
Makalah. Universitas Sriwijaya:
Inderalayah.
Tjitrosoepomo,
G. 2012. Morfologi Tumbuhan. Gadjha
Mada University Press: Yogyakarta. x + 268 hlm.
Tjitrosoepomo,
G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).
Gadjha Mada University Press: Yogyakarta. x + 477 hlm.
No comments:
Post a Comment