Monday, August 8, 2016

PERSENTASE JUMLAH TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL DI DESA SERDANG MENANG KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Ari Sugiarto
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya

Abstrak
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya berada dalam satu lingkaran, sedangkan tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya tersebar. Secara morfologi perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil dapat dilihat dari akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan dikotil berakar tunggang, batang berkambium, pertulangan daun menyirip, dan bagian perhiasan bunga terdiri dari 2, 4, 5 atau kelipatannya. Tumbuhan monokotil berakar serabut, batang tidak berkambium, pertulangan daun melengkung, sejajar, dan menjari, bagian perhiasan bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya. Penelitian ini di lakukan pada hari Minggu tanggal 15 Mei 2016, di desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.  Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis dan buku catatan. Jumlah tumbuhan dikotil yang terdapat di Desa Serdang Menang berjumlah 94 spesies, sedangkan tumbuhan monokotil yang ditemukan berjumlah 30 spesies. Total perbandingannya 75, 8 % (tumbuhan dikotil) dan 24, 2 % (tumbuhan monokotil).

Kata kunci : Dikotil dan Monokotil




Pendahuluan
Tumbuhan biji tertutup yang sekarang masih ada meliputi ± 170.000 jenis, terbagi dalam lebih dari 10.000 marga, yang kesemuanya tercakup dalam lebih dari 300 suku. Tumbuhan biji tertutup biasanya dibedakan dalam dua kelas, yang masing-masing diberi nama menurut jumlah daun lembaga (cotyledo) yang memiliki anggota-anggotanya, yaitu kelas monokotil atau tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae atau Dicotylae) yang anggota - anggotanya mempunyai biji dengan lembaga yang memiliki 2 daun lembaga. Kelas tumbuhan monokotil atau tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae atau Monocotylae) yang anggota-anggotanya mempunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga (Tjitrosoepomo, 2010).
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya berada dalam satu lingkaran, sedangkan tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya tersebar. Secara morfologi perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil dapat dilihat dari akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan dikotil berakar tunggang, batang berkambium, pertulangan daun menyirip, dan bagian perhiasan bunga terdiri dari 2, 4, 5 atau kelipatannya. Tumbuhan monokotil berakar serabut, batang tidak berkambium, pertulangan daun melengkung, sejajar, dan menjari, bagian perhiasan bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya.
Menurut Tjitrosoepomo (2010), ciri-ciri morfologi tumbuhan dikotil yaitu mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (biji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung khusus, akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang, batang berbentuk kerucut panjang, duduk daun biasanya tersebara tau berkarang, daun tunggal atau majemuk, dan bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.
Secara anatomi tumbuhan dikotil memiliki cir-ciri akar dan batang memiliki kambium dan berkas jeringan pengangkutnya (xilem dan floem) tersusun dalam satu lingkaran.
Kelas Monocotyledoneae membawahi sejumlah bangsa dan suku tumbuhan yang warganya dianggap mempunyai tingkat perkembangan filogenetik yang tinggi. Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal berdasarkan ciri-ciri berikut. Ciri-ciri morfologi berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau  tidak banyak cabang-cabang, buku-buku atau ruas-ruas kebanyakan tampak jelas, daun kebanyakan tunggal jarang majemuk, bertulang sejajar atau melengkung.
Dari segi anatomi warga Monocotyledoneae mempunyai ciri-ciri akar mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan tidak dapat dilalui air serta zat-zat makanan yang terlarut di dalamnya dengan sel-sel yang biasanya berhadapan dengan satu berkas pembuluh kayu yang dindingnya tidak menebal dan merupakan pintu masuknya  air dari bagian luar akar kedalam berkas-berkas pumbuluh pengangkutnya (Tjitrosoepomo, 2010).
Daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita pada susunan sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umumnya kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Tjitrosoepomo, 2012)
Jaringan epidermis tumbuhan dikotil terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai trikoma.  Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air (Pranita et al., 2010).
Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji. Tumbuhan yang bijinya mempunyai bentuk seperti perisai dan bertugas untuk menghisap makanan dari putik lembaga, dan dinamakan skutelum. Tumbuhan yang hanya mempunyai satu daun lembaga disebut tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae), karena biji tampak utuh atau tunggal.
Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas kelihatan terdiri atas dua belahan atau dua keping, oleh sebab itu tumbuhan dengan biji yang bersipat demikian merupakan suatu golongan yang lain lagi yang dianamakan tumbuhan biji belah atau  Dicotyledoneae (Tjitrosoepomo, 2012).
Desa serdang menang ini terletak diwilayah rawah, belum ada penelitian yang menyebutkan persentasi  tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil diwilayah ini. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui persentasi jumlah tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil di Desa Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Metode Penelitian
Waktu dan Tempat
Penelitian ini di lakukan pada 15 Mei 2016, di desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis dan buku catatan.

Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan cara mendata tumbuhan yang terdapat di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan membaginya kedalam kelas tumbuhan dikotil atau monokotil.

Wilayah Desa Serdang Menang (Pencitraan oleh Google Map)

Hasil Dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu :

Tabel jumlah tumbuhan dikotil dan monokotil

Persentase jumlah tumbuhan dikotil dan monokotil



Dikotil



Monokotil
Jumlah spesies
94
30
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan spesies tumbuhan dikotil berjumlah 94 spesies dan tumbuhan monokotil berjumlah 30 spesies. Tabel ini menunjukkan jumlah spesies tumbuhan dikotil jumlahnya lebih banyak dari tumbuhan monokotil.

Grafik perbandingan tumbuhan dikotil dan monokotil

Pembahasan
Berdasarkan pengematan yang telah dilakukan didapatkan bahwa, jumlah tumbuhan dikotil yang didapatkan berjumlah 94 spesies dan jumlah tumbuhan monokotil yang ditemukan berjumlah 30 spesies. Perbandingan tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu 75, 8 % tumbuhan dikotil dan 24, 2 % tumbuhan monokotil.
Desa Serdang Menang terletak di daerah rawa. Ini menunjukkan bahwa pada ekosistem rawa jumlah tumbuhan dikotil lebih banyak dari jumlah tumbuhan monokotil. Tumbuhan dikotil ini tergolong tumbuhan yang memiliki umur yang panjang sedangkan umur tumbuhan monokotil cendrum pendek.
Kebanyakan tumbuhan dikotil yang ditemukan merupakan tumbuhan tinggi sedangkan tumbuhan monokotil yang ditemukan kebanyakan berupa semak dan rerumputan.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu :
1. Jumlah spesies tumbuhan dikotil dan monokotil di Desa Serdang  Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir, berjumla 124 spesies, 94 spesies tumbuahan dikotil dan 30 spesies tumbuhan monokotil.
2. Desa Serdang Menang Terletak di daerah rawa
3. Kebanyakan tumbuhan dikotil yang ditemukan merupakan tumbuhan tinggi dan kebanyakan tumbuhan monokotil yang ditemukan merupakan semak dan rerumputan.

Daftar Pustaka
Pranita, R., Y. R. Fitri, T. Asneti, Juwilda, E. F. Zeba. 2010. Epidermis Pada Tumbuhan. Makalah. Universitas Sriwijaya: Inderalayah.
Tjitrosoepomo, G. 2012. Morfologi Tumbuhan. Gadjha Mada University Press: Yogyakarta. x + 268 hlm.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjha Mada University Press: Yogyakarta. x + 477 hlm.


No comments:

Post a Comment