KEANEKARAGAMAN
FILUM MOLLUSCA DI SUNGAI DESA SERDANG MENANG KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
Ari
Sugiarto
Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya
ABSTRAK
Hewan
lunak (filum mollusca), dengan kira-kira 100.000 spesies yang masih hidup. Terdiri atas hewan bertubuh lunak,
tidak bersegmen (kecuali satu), banyak diantaranya dilindungi oleh satu atau
lebih cangkang yang terbuat dari kapur (kalsium karbonat). Ada tujuh kelas
Mollusca, lima diantaranya banyak kita jumpai. Ketujuh kelas tersebut
Polyplacophora atau Amphineura (chiton), Gastropoda (keong), Pelecypoda
(kerang), Cephalopoda (cumi-cumi atau gurita), dan Scaphopoda (cangkang
tanduk), Aplacophora (oleh sementara ahli zoologi dipisahkan menjadi ordo di
bawah kelas Amphineura), dan Monoplacophora (hewan yang bercangkang yang
terkecil). Penelitian ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 07 November 2015,
di sungai desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan
Komering Ilir. Hasil mendapatkan bahwa habitat dari kebanyakan Mollusca yang
ditemukan berada pada sungai yang memiliki arus yang tenang. Kebanyakan spesies
yang ditemukan termasuk kedalam kelas Gastropoda dan kelas Bivalvia. Dominasi
waran cangkang dari mollusca yang ditemukan didominasi oleh warna cokelat
kehitaman, cokelat kekuningan, dan coklat kehijauan. Kebanyakan Mollusca yang ditemukan permukaan
cangkangnya banyak ditumbuhi oleh lumut.
Kata kunci: Hewan lunak
(Mollusca), Habitat, Kelas Mollusca, Cangkang
PENDAHULUAN
Hewan
lunak (filum mollusca), dengan kira-kira 100.000 spesies yang masih hidup. Menurut Campbell et al (2003), anggota
filum mollusca lebih dari 150.000 spesies yang telah diketahui. Pada waktu ini filum
mollusca termasuk filum hewan yang
sangat penting. Terdiri atas hewan bertubuh lunak, tidak bersegmen (kecuali
satu), banyak diantaranya dilindungi oleh satu atau lebih cangkang yang terbuat
dari kapur (kalsium karbonat). Cangkang (katub) ini dibuat oleh sebuah lipatan
dinding tubuh yang khusus yang disebut mantel. Sebagian besar molusca hidup di
air laut, tetapi
banyak yang ditemukan di air tawar dan beberapa didaratan (kimbal,
1999).
Mollusca
memperlihatkan keanekaragaman yang luas dalam pola strukturnya. Beberapa
Mollusca mempunyai dinding yang terbagi menjadi dua. Ada lagi yang dindingnya
terbagi-bagi menjadi banyak bagian. Tetapi ada pula yang anggota-anggotanya yang tidak mempunyai
dinding. Beberapa jenis merayap pada permukaan yang keras. Jenis lain bergerak
sangat perlahan-lahan dengan susah payah melalui pasir dan lumpur, sedangkan
ada lagi yang menggunakan pancaran air untuk dapat majau, seperti gurita dan
cumi-cumi (Yayasan Studi Kurikulum Biologi, 1992).
Filum
mallusca meliputi keong, kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, sotong, dan
sebangsanya. Bentuk simetri bilateral, tidak beruas, dan banyak diantara mereka
mempunyai cangkang dari kapur. Kerang, tiram, keong, dan cumi-cumi nampak
sekilas tidak menunjukkan bentuk serupa, akan tetapi jika dipelajari secara
teliti mereka mempunyai beberapa struktur yang sama. Salah satunya adalah alat
yang disebut kaki. Pada keong kaki ini biasanya digunakan untuk merayap atau
berjalan di permukaan, pada kerang digunakan untuk mengeduk melalui dasar lumpur
dan pada cumi-cumi untuk menangkap mangsa. Dalam masing-masing tubuh hewan ini
terdapat suatu rongga yang dinamakan mantel yang terletak diantara dan mantel,
yaitu suatu amplop pembungkus (Romimohtarto & juwana, 2007).
Ciri
khasnya dari mollusca bertubuh lunak dengan kepalah disebelah anterior (pada
Bivalvia rudimeter), biasanya dengan lidah parut (radula), kaki ventral besar
berotot (pada sefalopoda termodifikasi
menjadi tangan), dengan viseral biasanya dalam punuk sebelah dorsal kaki.
Sifat
khas filum ini secara singkat diterangkan bahwa bentuk simetri bilateral, tubuh
biasanya pendek, saluran pencernaan lengkap, sistem sirkulasi mencangkup
jantung sebelah punggung dengan satu atau dua aurikel (auricle) atau rongga atas dan satu ventrikel, pernapasan dilakukan
oleh satu atau banyak insang ktenidium (ctenidium)
atau sebuah paru-paru didalam rongga mantel, ekskresi oleh ginjal yang
disebut nefridia, sistem saraf tipikal terdiri dari tiga pasang ganglia, dan
kelamin biasanya terpisah.
Ada
tujuh kelas Mollusca, lima diantaranya banyak kita jumpai. Ketujuh kelas
tersebut Polyplacophora atau Amphineura (chiton), Gastropoda (keong),
Pelecypoda (kerang), Cephalopoda (cumi-cumi atau gurita), dan Scaphopoda
(cangkang tanduk), Aplacophora (oleh sementara ahli zoologi dipisahkan menjadi
ordo di bawah kelas Amphineura), dan Monoplacophora (hewan yang bercangkang
yang terkecil). Kelima kelas tersebut
dibagi menurut kesimetrian bentuknya, sifat-sifat kaki, cangkang, dan insang,
dan sistem saraf (Romimohtarto & Juwana, 2007).
Lapisan
luar punuk viseral disebut mantel, biasanya tertutupi oleh cangkang. Mantel
melindungi rongga mantel yang biasanya mengandung insang, anus dan bukaan
ginjal serta saluran reproduksi. Terdapat jantung, sirkulasi seringkali
mencakup komponen terbuka (hemosoe) dan komponen tertutup. Sistem saraf terdiri
atas tali saraf dan ganglion. Perkembangan sebagian besar dengan pembelahan
spiral, seringkali dengan larva tropokor (Abercrombie et al, 1993).
Siklus
hidup tahap mollusca laut meliputi tahap larva bersilia yang disebut trofokor,
yang merupakan karakteristik annelida laut dan beberapa protostoma lainnya.
Akan tetapi molusca tidak memiliki sifat yang paling menentukan bagi keturunan annelida segmentasi
sejati. Bangun dasar tubuh molusca telah berkembang dengan berbagai cara pada
kelas yang berlainan dalam suatu filum. Sebagai besar mollusca memiliki sistem
sirkulasi terbuka dengan jantung dorsal yang memompa cairan sirkulasi
(hemolimfa) melalui arteri kedalam sinus (ruang tubuh) yang menggenagi organ
itu (Campbell et al, 2003).
Insang
dari remis merupakan lempengan pipih
yang panjang dan menjulur kearah bawah dari tubuh yang berada di dalam
cangkang keras. Silia pada insang mensirkulasi air di sekitar permukaan insang (Campbell
et al, 2004). Sistem syaraf dari mollusca beragam dengan derajat
sentralisasi yang umum berkorelasi
dengan cara hidup. Sefalopoda (cumi-cumi dan gurita) mempunyai sistem syaraf
yang tersetralisir dan tersentralisasi yang mendukung cara hidupnya yang aktif
dan bersifat pemangsa.
Jenis filum Mollusca yang hidup di sungai desa
Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang kabupaten Ogan Komering Ilir belum
banyak diketahui jenis spesiesnya, oleh sebab itu harus ditelitih
keanekaragaman jenis filum Mollusca yang hidup di sungai tersebut. Sebelumnya
belum ada penelitian yang menjelaskan tentang keanekaragam filum Mollusca di
sungai tersebut, oleh sebab itu penulis melakukan penelitian yang lebih
mendalam.
METODE
PENELITIAN
Waktu
dan Tempat
Penelitian
ini di lakukan pada hari Sabtu tanggal 07 November 2015, di sungai desa Serdang
Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.
Alat
dan Bahan
Alat
yang digunakan pada penilitian ini yaitu toples, jaring, sampan, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang dibutuhkan yaitu formalin.
Cara
Kerja
Menyelusuri
sepanjang sungai dengan sampan, pada tempat pengambilan sampel filum Mollusca
yang ditangkap menggunakan jaring atau dengan tangan secara langsung. Selain
itu dengan berjalan kaki menyelusuri sungai yang dangkal dan mengambil sampel
dengan jaring atau tangan, dan pengambilan sampel juga dilakukan dengan
menyelami sungai untuk mendapatkan sampel. Sampel yang didapat kemudian
dimasukkan kedalam toples yang berisi formalin, sampel yang didapat kemudian
diidentifikasi jenisnya.
HASIL
dan PEMBAHASAN

Spesies ini hidup pada tepian
sungai yang berlumpur dan juga ditemukan pada tanah berpasir. Selain sedang
ditemukan dipermukaan tanah langsung, hewan ini juga ditemukan menempel pada permukaan
yang berada disungai. Cangkang dari hewan ini berwarna coklat kehitaman, selain
itu pada tepian sungai yang berlumpur cangkang hewan ini sering ditumbuhi oleh
lumut.

Spesies ini didapatkan hampir
disetiap kedalaman sungai. Biasanya ditemukan pada tanah yang berpasir. Tetapi
juga terdapat pada tanah yang berlumpur. Pada cangkang spesies ini terdapat
seperti garis-garis yang melengkung yang mengikuti bentuk cangkang dari spesies
ini.

Spesies ini jumlahnya sedikit dan
ditemukan pada bagian sungai yang
dangkal, memiliki arus yang tenang, dan pada tanah yang berpasir serta sedikit
pada permukaan tanahnya berlumpur.

Hewan ini jarang ditemukan
disepanjang sungai hewan ini ditemukan menempel pada permukaan benda yang
hanyut terbawa aliran sungai dan ditemukan juga pada permukaan tanah yang
memiliki arus yang tenang.

Hewan ini biasanya ditemukan
hampir pada setiap kedalaman sungai baik pada tanah berpasir, lumpur, maupun
terdapat pada tanah liat. Spesies ini
memiliki cangakang yang pipih yang bentuknya lonjong. Selain itu hewan ini
hidup pada sungai yang memiliki arus yang tenang.

Spesies ini ditemukan pada tepian
sungai, bagian sungai yang dangkal, menempel pada eceng gondok ataupun menempel
pada permukaan benda lainnya yang berada disungai. Selain itu spesies ini
ditemukan hidup berdampingan dengan jumlah kelompok yang bervariasi.

Spesies ini ditemukan pada tepian
sungai dan juga ditemukan menempel pada permukaan benda yang berada disungai.
Jumlahnya tidak terlalu banyak biasanya ditemukan tidak dalam berkelompok.

Spesies ini kebanyakan ditemukan pada tepian sungai, baik menempel
pada permukaan benda atau ditemukan pada permukaan tanah. Memiliki cangkang
yang bergarigi serta warnanya coklat kehitaman.
Habitat
dari kebanyakan mollusca yang ditemukan berada pada sungai yang memiliki arus
yang tenang. Kebanyakan spesies yang ditemukan termasuk kedalam kelas
Gastropoda dan kelas Bivalvia. Menurut Campbell et al (2003), kelas filum
mollusca yang terbesar Gastropoda, memiliki lebih dari 40.000 spesies yang
hidup. Gastropoda adalah hewan berukuran relatif besar yang menarik. Cangkang
asimetri dan biasanya menggulung seperti ulir memutar kekanan, selain itu hewan
ini juga menggendong cangkang, kakinya besar dan lebar untuk merayap di batu
atau mengeduk pasir atau lumpur (Romimohtarto & Juwana, 2007)
Dominasi
waran cangkang dari mollusca yang ditemukan didominasi oleh warna cokelat
kehitaman, cokelat kekuningan, dan coklat kehijauan. Kebanyakan mollusca yang ditemukan permukaan
cangkangnya banyak ditumbuhi oleh lumut, ini dikarenakan kebanyakan mollusca
yang ditemukan hidup pada bagian sungai yang berlumpur.
KESIMPULAN
1.
Kebanyakan mollusca yang ditemukan pada sungai di desa Serdang
Menang kecamatan Sirah Pulau Padang kabupaten Ogan Komering Ilir termasuk
kedalam kelas gastropoda dan bivalvia.
2.
Mollusca yang ditemukan
kebanyakan hidup disungai dengan arus
yang tenang.
3.
Sebagian besar mollusca yang
ditemukan ini memiliki cangkang yang ditumbuhi oleh lumut, dikarenakan
habitatnya yang banyak berada pada tanah yang berlumpur.
4.
Warna cangkang dari spesies
mollusca yang ditemukan di dominasi oleh warna
cokelat kehitaman, cokelat kekuningan, dan coklat kehijauan.
5.
Mollusca yang ditemukan hidup
pada kedalaman sungai yang bervariasi.
Daftar
Pustaka
Abercrombie, M., M. Hickman., M.
L. Johnson., dan M. Thain. 1993. Kamus
Lengkap Biologi. Erlangga: Jakarta.
668 hlm.

Campbell, N. A., J. B. Reece, dan
L. G. Mitchell. 2003. Biologi
Jilid 2 Edisi ke-5. Erlangga:
Jakarta.
404 hlm.

Kimball, J. W. 1999. Biologi Jilid 3 Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta.
320 hlm.

Romimohtarto, K. & S. Juwana.
2007. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Djambatan: Jakarta.
538 hlm.

Yayasan Studi Kurikulum Biologi.
1992. Biologi Umum. Gramedia: Jakarta.
249 hlm.
