Friday, August 19, 2016

STRUKTUR JARINGAN PEMBULUH DAN ZAT GULA PADA AKAR DAN BATANG TEBU
(Saccharum officinarum)








NAMA: ARI SUGIARTO
NIM: 08041281419035








JURUSAN BIOLOGI          
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA



KATA PENGANTAR

          Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt atas berkat dan rahmatNya sehinggah penulis telah berhasil menyusun makalah ini yang berjudul Struktur  Jaringan Pembuluh dan Zat Gula Pada Akar Dan Batang Pada Tebu (Saccharum officinarum). Penulisan makalah ini sebagai syarat menyelasikan tugas dan juga agar mahasiswa dapat mengetahui struktur jaringan pada tanaman tebu.
            Makalah ini berisi tentang struktur jaringan pembuluh yang ada pada akar dan batang serta zat gula pada batang tanaman tebu. Setiap dari jaringan ini terletak pada bagian yang berbeda dan mempinyai fungsi serta peranan yang berbeda dari masing-masing jaringan. Jaringan pembuluh terdiri dari jaringan xilem dan floem. 
            Diharapkan dengan membaca makalah ini mahasiswa lebih menegetahui struktur jaringan pembuluh yang ada pada akar dan batang tanaman tebu serta  zat gula yang terdapat di batang tebu dan dapat memahami letak dari masing-masing jaringan yang ada. Selain itu makalah ini juga cocok untuk dijadikan bahan referansi bacaan untuk menambah ilmu tentang jaringan tumbuhan karena materi pada makalah ini berkaitan tentang jaringan tumbuhan.

Inderalaya, 19 Maret 2015

                                                                                                               Ari Sugiarto









i
 


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN..................................................................................................
11.1. Latar Belakang...............................................................................................
1.2. Rumusan masalah..........................................................................................
1.3. Tujuan Makalah............................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN.................................................................................
2.1.  FUNGSI JARINGAN PEMBULUH............................................................
2.2. LETAK DAN STRUKTUR  JARINGAN PEMBULUH PADA AKAR
       TEBU..............................................................................................................
            2.2.1. Xilem................................................................................................
            2.2.2. Floem................................................................................................
2.3. LETAK DAN STRUKTUR JARINGAN PEMBULUH PADA BATANG
      TEBU................................................................................................................
            2.3.1. Xilem.................................................................................................
            2.3.2. Floem................................................................................................
2.4. UKURAN JARINGAN PEMBULUH..........................................................
2.5. ZAT GULA PADA BATANG TEBU..........................................................
BAB 3
PENUTUP...........................................................................................
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
4.1. Kesimpulan......................................................................................................
4.2. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................

 
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
               Jaringan pembuluh pada akar dan batang terdiri dari jaringan xilem dan floem yang mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Jaringan pembuluh berfungsi mengangkut zat-zat hara dalam tanah dan mengangkut hasil fotosintesi serta mebagikannya kesemua bagian tubuh tumbuhan. Jaringan xilem berfungsi mengangkut zat hara dalam tanah menuju daun. Jaringan floem berfungsi mengangkut hasil dari fotosintesis dan menyebarkannya ke seluruh tubuh tumbuhan.
            Letak dari jaringan pembuluh ini dapat menentukan kelas dari tumbuhan tersebut. Letak dari jaringan pembuluh pada batang tumbuhan monokotil jaringan pembuluhnya tersebar dari korteks sampai daerah empulur. Pada tumbuhan dikotil  letak dari jaringan pembuluhnya tersusun dalam satu lingkaran pada bagian batang. Letak dari jaringan pembuluh pada akar tumbuhan dikotil jaringan pembuluhnya tersusun dalam lingkaran,  sedangkan pada tumbuhan monokotil jaringan pembuluhnya terdapat tonjolan xilem.
            Pada tanaman tebu, letak dari jaringan pembuluhnya terdapat tonjolan xilem pada bagian akar sedangkan pada bagian batang jaringan pembuluhnya tersebar mulai dari bagian korteks sampai bagian empulur. Ukuran dari jaringan xilem lebih besar dari jaringan floem. Letak jaringan xilem dan floem pada tumbuhan tebu jaringan pembuluh xilem dan floemnya berdektan satu dangan yang lain. Pada bagian akar tumbuhan tebu jaringan xilem dan floemnya tidak tedapat dalam satu lingkaran dikarenakan pada tumbuhan tebuh tidak terdapat empulur. Begitu juga dengan bagian batang tumbuhan tebu juga tidak terdapat empulur sehinggah jaringan xilem dan floemnya tersebar mulai dari bagian korteks sampai bagian tengah (Mulyani, 2013).


            Ukuran xilem yang lebih besar dari floem dikarenakan jaringan xilem mepunyai fungsi yang berat dalam mengangkut air dan zat-zat hara dari dalam tanah yang terdapat didalam tanah, sedangkan ukuran floem yang lebih kecil dari jaringan floem ini hanya berfungsi mengangkut hasil dari fotosintesis dan membagikannya keseluruh bagian tubuhan tebuh (Andrean, 2014).
2
            Pada bagian batang tebu terdapat zat gula, zat gula tersebut terdapat pada bagian jaringan gabus yang terdapat mulai dari bagian korteks sampai ke bagian tengah. Zat gula pada tanaman tebuh ini berasal dari hasil fotosintesis. Zat gula tersebut bentuk air yang rasanya manis jika dimakan, yang tersimpan pada bagaian jaringan gabus.

1.2.      Rumusan  Masalah
            Rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi dari jaringan xilem dan floem pada tanaman tebu
2. Letak jaringan xilem dan floem pada bagian akar tumbuhan tebu
3. Letak jaringan xilem dan floem pada bagian batang tumbuhan tebu
4. Ukuran xilem dan floem pada bagian akar dan batang tumbuhan  tebu
5. Zat gula pada batang tebu  

1.3.      Tujuan Makalah
            Penulisan dari makalah ini bertujuan sebagai sarat menyelesaikan tugas dan sebagai reperensi bacaan untuk semua orang serta untuk menambah pengalam dalam menulis dan membuat makalah.  











BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.      Fungsi Jaringan Pembuluh
            Jaringan pembuluh ini memiliki fungsi yang penting dalam proses transportasi dari hasil fotosintesi dan unsur-unsur hara yang ada didalam tanah. Jaringan pembuluh ini terbagi menjadi jaringan xylem dan jaringan folem. Jaringan xylem ini berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat hara yang ada didalam tanah dari akar menujuh daun. Jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasi fotosintesi dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
            Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral (Kimball, 1992). Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam floem adalah tabung tapis (Mulyani, 2013).
            Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).

2.2.      Letak Dan Struktur Jaringan Pembuluh Pada Akar Tebu
            Letak dari jaringan pembuluh pada akar dari tumbuhan tebu ini terdapat tonjolan xilem serta letak dari xilem dan floemnya terpisah. Jaringan pembuluh ini memiliki struktur yang berbentuk silinder dengan diameter yang beragam. Tipe   jaringan pembuluh pada akar  tumbuhan tebuh termasuk ke dalam tipe Konsentris amfikibral, dimana xilem berada dibagian tengah yang dikelingi oleh floem. Jaringan pembuluh ini dibagi menjadi dua bagain yaitu xilem dan floem





2.2.1.   Xylem  
               Letak xylem pada akar tumbuhan tebu berada didalam yang diapit oleh floem dengan bentuk susunan xylem yang seperti bintang. Struktur dari jaringan xylem ini terdiri atas dinding sel  yang tebal dengan bentuk yang bulat. Dinding sel xylem bersifat impermeabel dan terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel xylem tersusun atas zat lignin. Pada bagian xilem tidak terdapat protoplasma dan jaringan xylem disertai dengan jaringan serabut. Jaringan xylem ini berfungsi untuk mengangkut air dan zat-zat hara yang ada didalam tanah dari akar menujuh daun. Jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasi fotosintesi dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
            Yang merupakan karakteristik sel – sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air. Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar. Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada jaringan xylem. Xylem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991).

2.2.2.   Floem
            Letak dari jaringan floem pada akar tumbuhan tebu ini berada di bagian luar dari xylem. Struktur  jaringan xylem ini tersusun oleh sel-sel hidup yang sel-selnya bersifat permeabel. Jaringan floem ini terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapis dan buluh tapis. Dinding sel floem ini tebal yang tersusun oleh zat selulosa.  Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim. 
            Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis. Sel pengiring parenkim serabut dan sklerenkim.Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang serta buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa     (Kimbal, 1991). Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).

                                    Ganbar 1. Akar Tumbuhan Tebu
                      


2.3.      Letak Dan Struktur Jaringan Pembuluh Pada Batang Tebu
            Letak jaringan pembuluh pada batang tebuh tersebar mulai dari bagian korteks hingga ke bagian tengah. Letak dari xylem dan floem saling berdampingan yang letaknya tidak tersusun dalam satu lingkaran. Jaringan pembuluh ini terbagi menjadi dua yaitu xilem dan floem.

2.3.1.   xilem
            Letak xylem pada batang tumbuhan tebu terletak tersebar, serta letak xylem ini berdampingan dengan floem. Struktur dari jaringan xylem ini terdiri atas dinding sel  yang tebal dengan bentuk yang bulat. Dinding sel xylem bersifat impermeabel dan terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel xylem tersusun atas zat lignin. Pada bagian xilem tidak terdapat protoplasma dan jaringan xylem disertai dengan jaringan serabut.
            Xylem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xylem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas. Yang merupakan karakteristik sel – sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakeid yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air. Trakeid berbentuk memanjang, serupa dengan serat tapi berdiameter lebih besar. Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada jaringan xylem (Kimball, 1991).

 
2.3.2.   Floem
            Letak floem berada tersebar mulai dari bagian kortek sampai bagian tengan. . Struktur  jaringan xilem ini tersusun oleh sel-sel hidup yang sel-selnya bersifat permeabel. Jaringan floem ini terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapis dan buluh tapis. Dinding sel floem ini tebal yang tersusun oleh zat selulosa.  Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.
            Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang serta buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung berlubang (Wilson, 1966).
                                   
                                                     Gambar 2. Batang Tebu

2.4.      Ukuran Jaringan Pembuluh
            Xylem berukuran diameter yang lebih besar dari ukuran diameter pada floem. Faktor ini disebabkan oleh fungsi dari jaringan xylem dan floem yang berbeda. Kerja dari xylem lebih berat dari kerja floem karena xilem mengangkut zat hara yang ada didalam tanah dan membawanya ke daun, sedangkan floem hanya mengangkut hasil fotosintesis dan membaginya keseluruh tubuh (Suradinata, 1998). 

2.5.      Zat Gula Pada Batang Tebu
            Zat gulah yang tersimpan di batang tebuh ini terdapat pada bagian jaringan gabus. Pada bagian batang tebu terdapat zat gula, zat gula tersebut terdapat pada bagian jaringan gabus yang terdapat mulai dari bagian korteks sampai ke bagian tengah. Zat gula pada tanaman tebuh ini berasal dari hasil fotosintesis. Zat gula tersebut bentuk air yang rasanya manis jika dimakan, yang tersimpan pada bagaian jaringan gabus. Pada bagian batang tebu yang mudah zat gulanya terdapat sedikit sedangkan pada bagian batang tebuh yang tua banyak mengandung zat gula. Ini dikarenakan pada batang yang tua sudah banyak tersimpan zat gula hasil dari fotosintesis yang disimpan.
           





















BAB 3
PENUTUP

          Jaringan pembuluh memiliki peranan yang penting dalam bagian tumbuhan karena jaringan pembuluh ini mempunyai fungsi dalam mengkaut zat hara dan mengangkut hasil dari fotosintesis dan mengamkutnya keseluruh tubuh. Letak jaringan pembuluh dari tumbuhan tebu ini letak xilem dan floemnya tesebar mulai dari bagian korteks sampai bagian tengah. Pada bagian akar tumbuhan tebu terdapat tonjolan xilem. Ukuran xilem lebih besar dari ukuran floem.
            Demikianlah makalh yang dapat penulis paparkan tuliskan, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, karena penulis masih belum berpengalaman dan kurangnya sumber materi yang didapat yang sesuai dengan judul makalah ini.
            Segalah puji bagi allah swt masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, terutama untuk penulis sehinggah penulis dapat menyelasikan makalah ini.














 
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.      Kesimpulan
            Pada tanaman tebu, letak dari jaringan pembuluhnya terdapat tonjolan xilem pada bagian akar sedangkan pada bagian batang jaringan pembuluhnya tersebar mulai dari bagian korteks sampai bagian empulur. Ukuran dari jaringan xilem lebih besar dari jaringan floem. Letak jaringan xilem dan floem pada tumbuhan tebu jaringan pembuluh xilem dan floemnya berdektan satu dangan yang lain. Pada bagian akar tumbuhan tebu jaringan xilem dan floemnya tidak tedapat dalam satu lingkaran dikarenakan pada tumbuhan tebuh tidak terdapat empulur. Begitu juga dengan bagian batang tumbuhan tebu juga tidak terdapat empulur sehinggah jaringan xilem dan floemnya tersebar mulai dari bagian korteks sampai bagian tengah.
            Pada bagian batang tebu terdapat zat gula, zat gula tersebut terdapat pada bagian jaringan gabus yang terdapat mulai dari bagian korteks sampai ke bagian tengah. Zat gula pada tanaman tebuh ini berasal dari hasil metabolisme sekunder. Zat gula tersebut bentuk air yang rasanya manis jika dimakan, yang tersimpan pada bagaian jaringan gabus.

4.2.      Saran

 
            Sebaiknya kita mempelajari dan memahami fungsi serta letak dari jaringan pembuluh pada tumbuhan karena jaringan pembuluh ini memiliki fungsi yang penting bagi tumbuhan.          


















DAFTAR PUSTAKA

Andrean, P. 2014. Pengertian   Dan  Fungsi  Jaringan  Pengangut  (Xylem Dan             Floem). (Online), (http://materibelajarinside.blogspot.com), diakses pada             tanggal 18 Maret 2015, pukul 20.43 WIB.
Kimball, J. 1991. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, K. 2013. Jaringan Xilem Dan Floem. (Online),             (http://Karinamulyani.blogspot.com), diakses pada tanggal 18 Maret 2015,             pukul 17.21 WIB.
Suradinata, S.T. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung: Angkasa.
Wilson, E.O. 1966. Biologi. Jakarta: Erlangga.


Monday, August 8, 2016

PERSENTASE JUMLAH TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL DI DESA SERDANG MENANG KECAMATAN SIRAH PULAU PADANG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Ari Sugiarto
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya

Abstrak
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya berada dalam satu lingkaran, sedangkan tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya tersebar. Secara morfologi perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil dapat dilihat dari akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan dikotil berakar tunggang, batang berkambium, pertulangan daun menyirip, dan bagian perhiasan bunga terdiri dari 2, 4, 5 atau kelipatannya. Tumbuhan monokotil berakar serabut, batang tidak berkambium, pertulangan daun melengkung, sejajar, dan menjari, bagian perhiasan bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya. Penelitian ini di lakukan pada hari Minggu tanggal 15 Mei 2016, di desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.  Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis dan buku catatan. Jumlah tumbuhan dikotil yang terdapat di Desa Serdang Menang berjumlah 94 spesies, sedangkan tumbuhan monokotil yang ditemukan berjumlah 30 spesies. Total perbandingannya 75, 8 % (tumbuhan dikotil) dan 24, 2 % (tumbuhan monokotil).

Kata kunci : Dikotil dan Monokotil




Pendahuluan
Tumbuhan biji tertutup yang sekarang masih ada meliputi ± 170.000 jenis, terbagi dalam lebih dari 10.000 marga, yang kesemuanya tercakup dalam lebih dari 300 suku. Tumbuhan biji tertutup biasanya dibedakan dalam dua kelas, yang masing-masing diberi nama menurut jumlah daun lembaga (cotyledo) yang memiliki anggota-anggotanya, yaitu kelas monokotil atau tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae atau Dicotylae) yang anggota - anggotanya mempunyai biji dengan lembaga yang memiliki 2 daun lembaga. Kelas tumbuhan monokotil atau tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae atau Monocotylae) yang anggota-anggotanya mempunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga (Tjitrosoepomo, 2010).
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya berada dalam satu lingkaran, sedangkan tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan yang memiliki ciri yaitu berkas jaringan pengangkutnya tersebar. Secara morfologi perbedaan antara tumbuhan dikotil dan monokotil dapat dilihat dari akar, batang, daun dan bunga. Tumbuhan dikotil berakar tunggang, batang berkambium, pertulangan daun menyirip, dan bagian perhiasan bunga terdiri dari 2, 4, 5 atau kelipatannya. Tumbuhan monokotil berakar serabut, batang tidak berkambium, pertulangan daun melengkung, sejajar, dan menjari, bagian perhiasan bunga hanya terdiri dari 3 atau kelipatannya.
Menurut Tjitrosoepomo (2010), ciri-ciri morfologi tumbuhan dikotil yaitu mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (biji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung khusus, akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang, batang berbentuk kerucut panjang, duduk daun biasanya tersebara tau berkarang, daun tunggal atau majemuk, dan bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.
Secara anatomi tumbuhan dikotil memiliki cir-ciri akar dan batang memiliki kambium dan berkas jeringan pengangkutnya (xilem dan floem) tersusun dalam satu lingkaran.
Kelas Monocotyledoneae membawahi sejumlah bangsa dan suku tumbuhan yang warganya dianggap mempunyai tingkat perkembangan filogenetik yang tinggi. Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal berdasarkan ciri-ciri berikut. Ciri-ciri morfologi berupa terna, semak, atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau  tidak banyak cabang-cabang, buku-buku atau ruas-ruas kebanyakan tampak jelas, daun kebanyakan tunggal jarang majemuk, bertulang sejajar atau melengkung.
Dari segi anatomi warga Monocotyledoneae mempunyai ciri-ciri akar mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan tidak dapat dilalui air serta zat-zat makanan yang terlarut di dalamnya dengan sel-sel yang biasanya berhadapan dengan satu berkas pembuluh kayu yang dindingnya tidak menebal dan merupakan pintu masuknya  air dari bagian luar akar kedalam berkas-berkas pumbuluh pengangkutnya (Tjitrosoepomo, 2010).
Daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita pada susunan sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamakan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umumnya kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Tjitrosoepomo, 2012)
Jaringan epidermis tumbuhan dikotil terdiri atas selapis sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Epidermis pada batang dikotil mempunyai kutikula serta dinding sel berkutin yang terdapat pada bagian paling luar. Padanya terdapat stomata dan berbagai trikoma.  Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. Lapisan gabus pada tumbuhan berguna untuk memperbesar daya perlindungan batang dan mengurangi penguapan air (Pranita et al., 2010).
Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan penggolongan tumbuhan biji. Tumbuhan yang bijinya mempunyai bentuk seperti perisai dan bertugas untuk menghisap makanan dari putik lembaga, dan dinamakan skutelum. Tumbuhan yang hanya mempunyai satu daun lembaga disebut tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae), karena biji tampak utuh atau tunggal.
Tumbuhan yang bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini jelas kelihatan terdiri atas dua belahan atau dua keping, oleh sebab itu tumbuhan dengan biji yang bersipat demikian merupakan suatu golongan yang lain lagi yang dianamakan tumbuhan biji belah atau  Dicotyledoneae (Tjitrosoepomo, 2012).
Desa serdang menang ini terletak diwilayah rawah, belum ada penelitian yang menyebutkan persentasi  tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil diwilayah ini. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui persentasi jumlah tumbuhan dikotil dan tumbuhan monokotil di Desa Serdang Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Metode Penelitian
Waktu dan Tempat
Penelitian ini di lakukan pada 15 Mei 2016, di desa Serdang Menang, kecamatan Sirah Pulau Padang, kabupaten Ogan Komering Ilir.

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan yaitu alat tulis dan buku catatan.

Cara Kerja
Penelitian ini dilakukan dengan cara mendata tumbuhan yang terdapat di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan membaginya kedalam kelas tumbuhan dikotil atau monokotil.

Wilayah Desa Serdang Menang (Pencitraan oleh Google Map)

Hasil Dan Pembahasan
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu :

Tabel jumlah tumbuhan dikotil dan monokotil

Persentase jumlah tumbuhan dikotil dan monokotil



Dikotil



Monokotil
Jumlah spesies
94
30
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan spesies tumbuhan dikotil berjumlah 94 spesies dan tumbuhan monokotil berjumlah 30 spesies. Tabel ini menunjukkan jumlah spesies tumbuhan dikotil jumlahnya lebih banyak dari tumbuhan monokotil.

Grafik perbandingan tumbuhan dikotil dan monokotil

Pembahasan
Berdasarkan pengematan yang telah dilakukan didapatkan bahwa, jumlah tumbuhan dikotil yang didapatkan berjumlah 94 spesies dan jumlah tumbuhan monokotil yang ditemukan berjumlah 30 spesies. Perbandingan tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu 75, 8 % tumbuhan dikotil dan 24, 2 % tumbuhan monokotil.
Desa Serdang Menang terletak di daerah rawa. Ini menunjukkan bahwa pada ekosistem rawa jumlah tumbuhan dikotil lebih banyak dari jumlah tumbuhan monokotil. Tumbuhan dikotil ini tergolong tumbuhan yang memiliki umur yang panjang sedangkan umur tumbuhan monokotil cendrum pendek.
Kebanyakan tumbuhan dikotil yang ditemukan merupakan tumbuhan tinggi sedangkan tumbuhan monokotil yang ditemukan kebanyakan berupa semak dan rerumputan.

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan yaitu :
1. Jumlah spesies tumbuhan dikotil dan monokotil di Desa Serdang  Menang Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir, berjumla 124 spesies, 94 spesies tumbuahan dikotil dan 30 spesies tumbuhan monokotil.
2. Desa Serdang Menang Terletak di daerah rawa
3. Kebanyakan tumbuhan dikotil yang ditemukan merupakan tumbuhan tinggi dan kebanyakan tumbuhan monokotil yang ditemukan merupakan semak dan rerumputan.

Daftar Pustaka
Pranita, R., Y. R. Fitri, T. Asneti, Juwilda, E. F. Zeba. 2010. Epidermis Pada Tumbuhan. Makalah. Universitas Sriwijaya: Inderalayah.
Tjitrosoepomo, G. 2012. Morfologi Tumbuhan. Gadjha Mada University Press: Yogyakarta. x + 268 hlm.
Tjitrosoepomo, G. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjha Mada University Press: Yogyakarta. x + 477 hlm.