ABSTRAK
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan pada tanggal 25 Maret 2015
pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pada pembelajaran praktikum
tentang pisces ini bertujuan untuk mempelajari struktur morfologi dan anatomi
dari anggota kelas aves. Alat yang di gunakan pada praktikum kali ini yaitu
baki beda, gunting bedah, dan kekertas catatan. Sedangkan bahan yang di
butuhkan yaitu Columba livia, Gallus
gallus, Passer domesticus, dan Turnix suscitator. Aves adalah
anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan
sayap. Pada
burung pundi-pundi udara bersifat fungsional dan pada ayam pundi-pundi udara
bersifat tidak aktif atau hilang tidak ada sama sekali. Syarat burung bisa
terbang yaitu berat daging pada kerangka sayap sebesar 5%, berat tubuh harus
ringan, bentuk sayap lebar, dan otot pada sayap harus kuat.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aves adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal
sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung
kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang.
Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia;
sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung
ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves. Nama kelas aves berasal dari
bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari burung ortinology berasal dari
bahasa yunani, yaitu ornis Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat
dengan reptile (Sudjadi, 2006).
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari
burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis Meskipun burung
berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat,
suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa
lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di
badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar
depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya
membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih
rendah (Jasin, 1984).


Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai
terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan
jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan
ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Masing-masing jenis
beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai
jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya (Kurniati,
2009).
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah
yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk
menangkap serangga terbang. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput,
pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub Ada
yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar
penggali tanah dan serasah (Jasin, 1984).
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal
dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis
bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi
epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit (Sudjadi, 2006).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk mengamati morfologi dan anatomi dari kelas aves.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh bulu-bulu. Anggota
depannya berubah menjadi sepasang sayap. Burung merupakan hewan yang paling
banyak diketahui dan mudah di kenali, karena burung banyak diketahui disekitar
manusia dan aktif pada siang hari. Burung memiloiki ciri yang khas yaitu
memiliki bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga dapat
mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya.
Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak ada hewan lain yang memiliki bulu (Jasin, 1984).
Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak ada hewan lain yang memiliki bulu (Jasin, 1984).
burung yang paling besar yang masih aada yaitu burung unta afrika dengan
tinggi 210 cm, dan burung kondor amerika yan memiliki bentang sayap mencapai
300 cm, dan burung yang paling kecil yaitu burung helena dari cuba dengan
panjang 5,5 cm dan berat 0,1 ons. Tidak ada burung yang berukuran sebesar ikan
dan mamalia terbesar, baik burung yang suda punah ataupun yang masih hidup (Kurniati,
2009).
Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel dan tubuh
terbentuk melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat aga
tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat seperti hurup Z pada
saat istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang, dan pada setiap kaki
bagian bawah terdiri dari sedikit otot denggan tendon dan di tutupi kulit
bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di bagian
ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat sejumlah bulu
yang panjang (Jasin, 1984).


Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi: Filoplumae, Bulu-bulu
kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek
dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang
ramping dan beberapa barbulae di puncak. Plumulae, berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail
Plumae, Bulu yang sempurna. Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae
memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi membantu menahan
barbula yang saling bersambungan (Sudjadi, 2006).
Susunan plumae terdiri dari: Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu,
Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu ,rachis yaitu lanjutan calamus yang
merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum
dan memiliki jaringan. Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang
merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang pada pangkal calamus
disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung calamus disebut
umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile (Campbell, 2007).
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi: Tectrices, bulu yang
menutupi badan. Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya
simetris dan berfungsi sebagai kemudi. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi
lagi menjadi: Remiges
primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan
sekunder daerah siku. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).

Aves memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut: Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas. Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang. Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang (Sudjadi, 2006).
tulang burung adalah sebagai berikut: Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang yang luas. Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena memiliki struktur bersilang. Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang (Sudjadi, 2006).
Berikut fungsi rangka pada aves, tengkorak berfungsi melindungi otak dan isi kepala. Tulang leher berfungsi untuk menghubungkan ke tempurung kepala. Tulang lengan berfungsi untuk menggerakkan sayap. Tulang hasta berfungsi menghubungkan tulang sayap
yang menghubungkan dengan tulang lengan. Tulang pengumpil yaitu tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan. Korakoid berfungsi penghubung tulang dada. Pada kelas Aves dan mamalia, otot anggota badan lebih besar karena di
gunakan untuk berbagai aktivitas. Pergerakan sayap pada saat terbang di bantu
oleh otot pectoral yang ada di bagia dada.Tulang dada berfungsi
sebagai tempat melekatnya oto untuk terbang. Tulang rusuk sebagai tulang yang melindungi isi perut. Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut
barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan (Kurniati,
2009).

Otot pectoralis major beeermula di
bagia luar sternum dan berlajut ke ventrolateral dan humerus, kontraksinya akan
menggerakan sayap dan mengangkat tubuh burung, pada vertebrata darat, kaki
depan di angkat menggunakan otot di permukaan dorsal, tapi pada unggas, gerakan
ini di bantu otot ventral yaitu pectoralis minor, otot pectoralis minor berawal
dari sternum (medial dan pectoralis major) kemudian mengecil menjadi tendon ke
bagian dorsal dan melekat pada bagian dorsal posterior dari tulang humerus (Sudjadi, 2006).
Didalam hati,empedal sering Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk
rangka yang padat,terutama ketika mengepakkan sayap pada saat terbang. Burung
juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan
berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai
tempat melekatnya otot-otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk
terbang.Berikut gambar struktur rangka pada aves (Jasin, 1984).
Terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna makanan secara
mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh
pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-
sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mempunyai
dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna untuk
memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong ke usus besar
kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka (Kurniati,
2009).
Sistem sirkulasi burung Peredaran darah burung adalah dari paru-paru
mengangkut oksigen masuk ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik
kiri darah di pompa ke seluruh tubuh melalui aorta. Disel sel tubuh darah
melepaskan O2 dan mengikat CO2. Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk
serambi kanan melalui
pembuluh balik.Selanjutnya darah masuk bilik kanan, kemudian di pompa masuk ke
paru-paru. Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2 (Sudjadi, 2006).
mengikat O2 (Sudjadi, 2006).
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25
Maret 2015 pukul 13.00 WIB sampai dengan
16.00 WIB. Bertempat
di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, baki bedah, kertas
catatan, dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Gallus gallus, Columba livia, Turnix
suscitator, dan Passer domestikum.
3.3. Cara Kerja
Bahan yang akan diamati disiapkan, letakkan diatas baki bedah, diamati morfologi
dan anatomi yang menjadi ciri khas dari masing-masing bahan, dibedah salah satu
bahan dan amati anatomi serta sistem tubuhnya, dan gambarkan pada kertass
kerja.
![]() |
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan
hasil:
4.1.1. Morfologi Columba
livia

Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo
: Columbia
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia
Nama Umum : Burung Merpati
Keterangan gambar:
1. Organon
visus
2. Rima
oris
3. Premaksilari
4. Mandibula
5. Retrices
6. Digiti
7. Femur
8. Caput
9. Tetrices
10. Parapterum
![]() |


Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo
: Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Turnix
Spesies : Turnix suscitator
Nama
Umum : Burung Puyuh
Keterangan gambar:
1. Organon
visus
2. Rima
oris
3. Premaksilari
4. Mandibula
5. Retrices
6. Digiti
7. Femur
8. Caput
9. Tetrices
10. Parapterum


Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Estrildidae
Genus : Passer
Spesies
: Passer domesticus
Nama Umum : Burung Pipit
Keterangan gambar:
1. Organon
visus
2. Rima
oris
3. Premaksilari
4. Mandibula
5. Retrices
6. Digiti
7. Femur
8. Caput
9. Tetrices
10. Parapterum


Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo
: Galliformes
Famili :
Phasianidae
Genus :
Gallus
Spesies : Gallus gallus
Nama Umum : Ayam
Keterangan gambar:
1. Organon
visus
2. Rima
oris
3. Premaksilari
4. Mandibula
5. Retrices
6. Digiti
7. Femur
8. Caput
9. Tetrices
10. Parapterum


Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo
: Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallu
gallus
Nama Umum : Ayam
Keterangan gambar:
1. Intestinum
2. Ventrikulus
3. Cor
4. Hepar
5. Empela
6. Empedu
7. Pulmo
8. Ren

Berdasarkan praktikum tentang aves diperoleh hasil
bawah Burung merupakan hewan yang
tubuhnya diselaputi oleh bulu-bulu dan memiliki pundi-pundi udara. Menurut
Jasin (1984) menyatakn bahwa, Burung
merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh bulu-bulu. Anggota depannya berubah menjadi sepasang sayap. Burung merupakan hewan
yang paling banyak diketahui dan mudah di kenali, karena burung banyak
diketahui disekitar manusia dan aktif pada siang hari. Burung memiloiki ciri
yang khas yaitu memiliki bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga
dapat mempertahankan suhu tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya. Selain
itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak ada
hewan lain yang memiliki bulu.
Pada
aves sistem pernapasan meliputi dari hidung, faring, laring, pundi-pundi udara,
dan paru-paru. Petukaran udarah berlangsung di paru-paru dan di pindi-pundi
udara. Menurut Sudjadi (2006) menyatakan bahwa,
sistem sirkulasi burung peredaran darah burung adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke
serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah di pompa ke seluruh
tubuh melalui aorta. Disel sel tubuh darah melepaskan O2 dan mengikat CO2.
Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan melalui pembuluh balik.Selanjutnya darah masuk bilik kanan, kemudian di
pompa masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan mengikat O2. Udara bersih akan masuk lagi lewat hidung melewati
faring, menuju ke pundi-pundi udara dan dan paru-paru. Udarah bersih akan
tersimpan di pundi-pindi atas dan udara kotor tersimpan di pundi-pindi bawah.
Burung memiliki kepala yang terpisah dari leher
serta memiliki leher yang fleksibel. Menurut Jasin (1984) menyatakan bahwa, aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel
dan tubuh terbentuk melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap,
melekat aga tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat seperti
hurup Z pada saat istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang, dan pada
setiap kaki bagian bawah terdiri dari sedikit otot denggan tendon dan di tutupi
kulit bersisik yang mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di
bagian ujungnya terdapat cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat
sejumlah bulu yang panjang.

Berdasarkan
letak bulu aves, bulu pada aves dapat
dibagi menjadi beberapa jenis seperti remiges, retrices, tetrices, parapterum,
dan alula siva ala spuria. Menurut Jasin (1984) menyatakan bahwa,Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi tectrices, bulu yang menutupi badan. Rectrices, bulu yang berada pada
pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi. Remiges, bulu
pada sayap yang dibagi lagi menjadi: Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacarpalia. Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna. Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan
sekunder daerah siku. Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu. Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari.
Bulu
pada aves berfungsi untuk melindungi tubuh aves serta untuk menarik perhatian
dari lawan jenis. Menurut Kurniati (2009) menyatakan bahwa, fungsi bulu yaitu dapat mencegah hilangnya panas
tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka dalam cuaca dingin. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan
melicinkan bulu-bulu mereka. Penutup tubuh. Bulu di
bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk
yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem. Untuk memperindah tubuh. Plumae berfungsi agar dapat terbang. Plamulae berfungsi Sebagai isolator. Filoplumae Berfungsi sebagai
sensor. Mengangkat
tubuh burung di udara.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan di
dapatkan kesimpulan yaitu:
1.
Pada ayam pundi-pundi udara fungsinya tidak digunakan sehingga pundi-pundi
udara akan tereduksi atau hilang.
2. Bulu
pada aves dibedakan menjadi plumae, plumulae, dan filoplumae.
3.
Menurut letaknya bulu aves
dibagi menjadi remiges,
retrices, tetrices, parapterum,
dan alula siva ala spuria.
4.
Bulu berfungsi melindungi tubuh aves serta untuk memikat perhatian lawan jenis.
5. Aves
merupakan hewan yang tubuhnya diselimuti bulu.
![]() |
LAMPIRAN GAMBAR


(dokumen pribadi) (dokumen
pribadi)


(dokumen pribadi) (dokumen
pribadi)

(dokumen pribadi)
![]() |
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, N. A. 2007. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
300 hal.
Jasin. 1984. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
300 hal.

Jasin. 1984. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Kurniati, Tuti. 2009, Zoologi Vertebrata. Bandung: Universitas Islam Negeri
Sunan
Gunung Jati.
300 hal.

Prawirohartono,
Slamet. 2009. Biologi BSE Makhluk Hidup Dan Lingkungannya.
Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
300 hal.

Sudjadi, Bagod. 2006. Biologi Sains Dan Kehidupan Surabaya: Yudhistira.
300 hal.
