Saturday, March 14, 2015

Pisces

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
            Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik atau berdarah dingin yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Untuk meneruskan keturunan tentu saja ikan perlu bereproduksi. Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau  lubang urogenital (Hibiyah, 1982).
            Testis pada ikan berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus. Pisces mempunyai karakteristik yautu kulit mengandung glandulae atau kelenjar lendir tertutup oleh squama atau sisik. Ekstimitas berupa sirip, sirip mempunyai fungsi untuk membantu ikan dalam proses berenang. Ada beberapa ikan yang bernapas dengan menggunakan paru-paru diantaranya lumba-lumba. Mulut terdapat pada ujung muka, berupa cala mulut atau rima oris. Hidung pada ikan masih berupa fovea nasilis (cekungan hidung), terdapat sepasang pada bagian dorsal mulut dan belum mempunyai hubungan dengan rongga mulut (Stoss, 1983).

            Secara morfologi alat kelamin ikan jantan dan betina berbeda, misalnya saja ikan baung. Jenis kelamin ikan baung dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan membelah perut dan memeriksa gonadnya dan dengan mengamati ciri-ciri morfologis. Gonad ikan baung betina dan ikan baung jantan terletak di rongga perut bagian dorsal intestin. Gonad ikan baung barn dapat diperiksa setelah ikan baung tersebut dengan berat 90 gr atau kira-kira panjangnya 20 cm. Oleh karena itu, ikan baung yang lebih kecil dari ukuran tersebut dapat dibedakan dengan mengamati lobang genital (Grier, 1992).

            Saluran reproduksi pada  elasmoranchi  beberapa  tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Proses fertilisasi  pada ikan ada dua cara, yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar  atau external fertilization (Stoss, 1983).
            Pada ikan baung jantan, lobang genital agak memanjang dan terdapat bagian yang meruncing ke arah caudal. Alat ini merupakan alat bantu untuk mentransfer sperma. Sedangkan pada ikan betina, lobang genitalnya berbentuk bulat. Lobang genital ini akan berwama kemerah-merahanjika ikan baung betina tersebut telah mengandung telur. Kromosom berjumlah 23 pasang yang terdiri atas 2 pasang kromosom metasentrik, 6 pasang kromosom akrosentrik, dan 15 pasang kromosom telosentrik. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip dan ekor (Selman, 1992).
            Bagian caput yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung perculum paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, perculum, otak, jantung. Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik. Bagian truncus yakni dari ujung perculum paling belakang sampai pangkal awal sirip belakang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang, dan sebagainya. Bagian caudal, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang atau dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor (Hibiyah, 1982).

1.2.      Tujuan Paraktikum
            Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi serta mempelajari beberapa sistem tubuh dari beberapa anggota kelas pisces.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

            Bentuk tubuh atau morfologi ikan erat kaitannya dengan anatomi. Ikan air tawar memiliki beberapa mekanisme fisiologi yang tidak dimiliki oleh wewan darat. Perbedaan habitat memimiliki perbedaan  organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Ikan memiliki kemampuan untuk mengetahu arus karena ikan dilengkapi oleh organ yang bernama linea lateral. Ikan juga mampu membedakan kosentrasi antara  medium tenang hidup dan kosentrasi tubuh memaksa ikan melakukan osmoregulasi untuk mempertahankan kosentrasi cairan tubuh akibat disfusi dan osmose (Grier, 1992).
            Perkembangan gamet betina atau disebut juga oogenesis terjadi di dalam ovarium. Oogenesis diawali dengan berkembang berkembang dengan berkembang biaknya oogenium beberapa kali melalui pembelahan mitosis, untuk memassuki tahap oosit primer selanjutnya terjadi pembelahan oosit sekunder dan polar bodi I. Melalui meosis II oosit sekunder membelah menjadi oosit dan polar bodi II. Oogenesis adalah peroses kompleks yang secarah seluruh merupakan penggumpalan kuning telur. Secara substansi kuning telur terdiri dari tiga bentuk, yakni: kantung kuning telur, butiran kuning telur, dan tetesan minyak. Kantung kuning telur berisi glikoprotein, dan pada perkembangan selanjutnya, menjadi kortikal alveoli (Hibiyah, 1982).
            Butir-butir kuning telur ini terdiri atas lipoprotein, karbohidrat dan karoten. Oil droplet terdiri atas gliserol dan sejumlah kacil kolesterol. Penyimpanan gamet di luar tubuh ikan jantan telah lama dilakukan. Penyimpan gamet di luar tubuh ikan akan diperoleh beberapa keuntungan di antaranya, dapat mengurangi jumlah ikan jantan yang dipelihara, dapat dilakukan pembuahan buatan, memudahkan untuk melakukan persilangan antara jenis-jenis ikan yang waktu matang gonadnya berbeda, memudahkan penerapan teknologi ginogenesis, androgenesis, poliploidisasi, dan sebagainya (Stoss, 1983).

            Pembentukan telur ikan meliputi beberapa tahap yakni tahap awal pertumbuhan, tahap pembentukan kantung kuning telur tahap vitelogenesis dan tahap pematangan. Pembentukan tahap awal dengan terjadinya proses pelepasan hormon gonadotropin yang bercirikan bertambahnya ukuran nukleus dan jumlah nukleolus. Sejumlah besar RNA tersimpan dalam sitoplasma sel telur sebagai bekal bagi embrio untuk menghasilkan protein dari dirinya sendiri sebagai cadangan. Pada ikan baung jantan, lobang genital agak memanjang dan terdapat bagian yang meruncing ke arah caudal. Alat ini merupakan alat bantu untuk mentransfer sperma. Sedangkan pada ikan betina, lobang genitalnya berbentuk bulat (Selman, 1992).

            Perkembangan gamet jantan meliput perkembangan kelenjar kelamin dan saluran kelamin. Kelenjar klamin jantan disebut testis. Pembungkus testikular yang mengelilingi testis, secara luas menghubungkan jaringan-jaringan testis, membentuk batasan-batasan lobular yang mengelilingi germinal epitelium. Spermatozoa yang dihasilkan dalam lobul yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai fungsi nutritif. Saluran sperma terdiri dari dau bagian yaitu bagian pertama terdiri dari berbatsan dengan testis, berguna untuk membuka lobul dan bagian lainnya  adalah saluran sederhana yang menghubungkan bagian postesior testis ke genital papilla (Hibiyah, 1982).
            Ormeregulasi adalah upaya hewan air untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara tubuh dan lingkungannya, atau suatu proses pengaturan tekanan osmose. Hal ini penting dilakukan terutama oleh organisme perairan dikarenakan harus terjadinya keseimbangan antara substansi tubuh dan lingkungan, membran sel yang permeabel merupakan tempat lewatnya beberapa substansi yang bergerak cepat, dan adanya perbedaan tekanan osmose antara cairan tubuh dan lingkungan. Karena itu tidak ada organisme yang hidup pada air tawar tidak melakukan osmoregulasi. Sedangkan pada ikan laut, beberapa diantaranya  hanya melakukan sedikit upaya untuk mengontrol makanan osmose dalam tubuhnya dikarenakan cairan tubuh menyerupai garam laut (Grier, 1992).
            Semakin jauh antara perbedaan tekanan osmose antara tubuh dan lingkungan, semakin banyak upaya adaptasi, namun tetap ada batasan toleransi, karena itu pengetahuan sangat penting dalam mengelolah kualitas air media pemeliharaan, terutama salinitas. Ada tiga pola regulasi ion dan air, yakni regulasi hipertonik atau hiperosmotik, yaitu pengeturan secar aktif kosentrasi cairan tubuh yang lebih tinggi dari kosentrasi media. Regulasi hipotonik atau hipoosmotik, yaitu pengeturan secara aktif cairan tubuh yang lebih rendah dari konsentrasi media. Regulasi isotonik atau isoosmotik, yaitu bilah konsentrasi media, misalnya ikan-ikan yang hidup di daerah estuari (Hibiyah, 1982).

            Pisces mempunyai karakteristik yautu kulit mengandung glandulae atau kelenjar lendir tertutup oleh squama atau sisik. Ekstimitas berupa sirip, sirip mempunyai fungsi untuk membantu ikan dalam proses berenang. Ada beberapa ikan yang bernapas dengan menggunakan paru-paru diantaranya lumba-lumba. Mulut terdapat pada ujung muka, berupa cala mulut atau rima oris. Hidung pada ikan masih berupa fovea nasilis (cekungan hidung), terdapat sepasang pada bagian dorsal mulut dan belum mempunyai hubungan dengan rongga mulut. Testis pada ikan berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus (Stoss, 1983).
            Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah atau  lubang urogenital. Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik atau berdarah dingin yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam di seluruh dunia. Untuk meneruskan keturunan tentu saja ikan perlu bereproduksi (Hibiyah, 1982).
            Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah. Proses fertilisasi  pada ikan ada dua cara, yakni pembuahan di dalam (internal fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). Namun demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan yang dilakukan berada diluar  atau external fertilization. Saluran reproduksi, pada  elasmoranchi  beberapa  tubulus mesonefrus bagian anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka (Stoss, 1983).
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.      Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 Maret 2015 pukul 13.00  WIB sampai dengan  16.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Indralaya.

3.2.      Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, baki bedah, buku kerja, dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Anabas testudineus, Cyprinus caprio, Claria batrachus, Colosoma macropoma, Heleostoma teminchiki, Ophiocepallus striatus, Oreocormis niloticus, Pangasiu pangasius, Trichogaster pectoralis.

3.3.      Cara Kerja
            ikan disiapkan dan kemiduan letakkan di atas baki bedah. Laluh diamati morfologi yang menjadi ciri khas dari masing-masing ikan seperti jenis sisik, jumlah sirip, dan jenis sirip. Salah satu jenis ikan dibedah dan diamati anatomi ikan serta sistem tubuhnya. Gambarkan dalam buku kerja.