ABSTRAK
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Hewan pada tanggal 8 April 2015
pukul 13.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Pada pembelajaran praktikum
tentang sistem reproduksi bertujuan untuk mengetahui dan mengamati organ-organ
yang berperan penting dalam sistem reproduksi. Alat yang di gunakan pada
praktikum kali ini yaitu alat tulis, baki beda, buku kerja, dan gunting bedah.
Sedangkan alat yang dibutuhkan yaitu Claria
batracus, Mus musculus, Rana sp, dan
Valanga sp. Organ reproduksi pada
jantan terdiri dari testis sedangkan pada organ reproduksi betina terdiri dari
ovarium. Reproduksi sendiri bertujuan untuk melangsungkan keturunan agar tidak
terjadi kepunahan. Proses dari pembuahan sel telur oleh sperma dinamakan
fertilisasi. Sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma. Hormon yang
mempengaruhi sstem reproduksi yaitu hormon testosteron pada jantan dan hormon
esterogen pada betina.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2. Latar
Belakang
Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi
jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada
hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas
sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada
mamlia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer,
2003).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik padda umumnya melakukan
fertilisasid\ di luar tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat
melakukan fertilisasi di dalam tubuh atau fertilisasi
interna. Bagi hewan yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya
organ kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari
organisme jantan ke betina (Pratiwi,1996).
Untuk mempertahankan jenisnya maka, suatu organnisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan vertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina. Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (Irfan, 1990).
Untuk mempertahankan jenisnya maka, suatu organnisme akan melakukan perkembangbiakan. Sistem yang berperan dalam perkembangbiakan hewan adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi pada vertebrata adalah sistem reproduksi seksual. Secara umum sistem reproduksi pada vertebrata terdiri atas kelenjar kelamin (gonad), saluran reproduksi, dan kelenjar seks aksesori (pada mamalia). Hewan-hewan yang melakuakan vertilisasi secara internal, yang jantan memiliki organ kopulatoris yang berfungsi untuk menyalurkan sperma dari organisme jantan ke saluran reproduksi betina. Organ utama penyusun sistem reproduksi adalah gonad. Pada hewan jantan, gonadnya berupa testis sedangkan pada yang betina disebut ovarium. Gonad berfungsi sebagai penghasil sel kelamin (sel gamet). Gamet jantan disebut spermatozoa sedang yang betina sel telur (Irfan, 1990).

Pada amphibi sistem genitalia jantan terdiri atas testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen. Saluran reproduksi. Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai (Tanzer, 2003).
1.2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui dan mengamati organ-organ yang berperan penting dalam sistem
respirasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem
genitalia betina terdiri dari ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah
kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik
ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing
gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium. Saluran
reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan
bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus
mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Irfan, 1990).
Pada
reptil sistem genitalia jantan terdiri atas testis berbentuk oval, relatif
kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal
rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan
dari pada yang lain. Testis akan membesar saat musim kawin. Saluran reproduksi,
duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi, dan saluran ini akan
menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis bergelung membentuk
epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen yang menghubungkan
tubulus seminiferus testis dengan epididimis (Tanzer, 2003).
Sistem
genitalia betina terdiri atas ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan
bagian permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna
vertebralis. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior
terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di
kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur (Irfan, 1990).
Pada aves sistem genitalia
jantan terdiri atas testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat,
bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling
kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan
spermatozoa. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat
panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian
posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara
di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan
epididimisyang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka (Tanzer,
2003).
Sistem genitalia betina terdiri atas ovarium. Selain pada burung
elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian
dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing
dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang
punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi
oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan
albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan
luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. (Irfan, 1990).
Pada
mamalia sistem genitalia jantan terdiri dari testis berjumlah sepasang,
bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan
ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika
testis tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan
sterilitas. Lintasan antara rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran
inguinal. Saluran
reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan
menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis
anterior (kaput epididimis) lalu kea rah posteriorkorpuus dan kauds yang
berbatasan dengan duktus deferen. Duktus wolf menjadi epididimis, duktud
deferen, dan vesikula seminalis (Tanzer, 2003).
Sistem genitalia betina terdiri atas ovarium berjumlah sepasang,
merupakan organ yang kompak, dan terletak di dalam rongga pelvis. Saluran reproduksi. Pada
monotremata oviduk uviduk hanya sebelah kiri yang berasal dari duktus Muller.
Oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang mensekresikan
bungkus telur. Pada mamalia yang lain duktus Muller membentuk oviduk, uterus,
dan vagina. Ada 4 macam tipe uterus yaitu dupleks, uterus kanan dan kiri terpisan dan
bermuara secara terpisah ke vagina. Bipartil, uterus kanan dan kiri bersatu
yang bermuara ke vagina dengan satui lubang. Bikornuat, bagian uterus kana dan
kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan satu lubang. Simpleks,
semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus (Irfan, 1990).
Organ kopulatoris jantan, pada pisces organ kopulatoris merupakan
modifikasi sirip anal maupun sirip pelvis. Sirip pelvis pada elasmoranchi akan
termodifikasi menjadi clasper. Pada teleostei sirip anal memanjang membentuk
gonopodium. Pada amphibi tidak memiliki organ kopulatoris jarena fertilisasinya terjadi secara
eksternal. Pada reptil, semua reptil selain spenodon memilikiorgan kopulatoris, ular dan kadal
mempunyai hemi penis, sedangkan pada buaya penis. Pada aves berupa penis yang serupa dengan penis pada kura-kura maupun buaya. Pada mamalia, pada monotremata mirip dengan
yang terdapat pada kura-kura, sedangkan untuk mamalia yang lebih tinggi, penis
terletak di sebelah anterior skrotum (Irfan, 1990).
Organ reproduksi interna betina terdiri atas vulva pada
primata terdapat dua lapisan kulit, yaitu labia minora yang terletak di tepi
vestibulumyang terbuka. Pada kera dan manusia terdapat labia mayora. Di bagian
dinding ventral dari vestibula terdapat klitoris yang homolog dengan penis. Di
kedua sisi vesti bulum terdapat kelenjar seks asesori yaitu kelenjar Bartholin.
Kelenjar susu hanya terdapat pada mamalia. Kelenjar susu merupakan modifikasi
dari kelenjar keringat. Perkembangannya dikontrol oleh hormon estrogen dan
progesterone. Produksi susu dirangsang oleh hormon prolaktin, sedangkan
pengeluaran susu dirangsang oleh hormon oksitosin (Pratiwi, 1996).
Alat kelamin jantan meliputi kelenjar kelamin dan saluran-salurannya.
Kelenjar kelamin jantan disebut testis. Pembungkus testikular yang mengelilingi
testis, secara luas menghubungkan jaringan-jaringan testis, membentuk
batasan-batasan lobular yang mengelilingi germinal epithelium. Spermatozoa
dihasilkan dalam lobule yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai fungsi
nutritif. Saluran
sperma terdiri dari dua bagian. Pada beberapa ikan, misalnya ikan salmon, tidak
memiliki kantung seminal, tetapi pada bagian luar saluran sperma terdapat
sel-sel yang berfungsi mengatur komposisi ion-ion cairan seminal dan mensekresi
hormon (Irfan,
1990).
Pembuahan adalah bersatunya oosit
(telur) dengan sperma membentuk zigot. Pada proses pembuahan ini terjadi
percampuran inti sel telur dan inti sperma. Kedua inti ini masing-masing
mengandung gen (pembawa sifat keturunan) sebanyak satu sel (haploid). Hanya
satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi satu sel telur (monosperm). Meskipun
berjuta-juta spermatozoa dikeluarkan pada saat pemijahan dan menempel pada sel
telur tetapi hanya satu yang dapat melewati mikrofil, satu-satunya lubang masuk
spermatozoa pada sel telur. Kepala spermatozoa menerobos mikrofil dan bersatu
dengan inti sel telur, sedangkan ekornya tertinggal pada saluran mikrofil
tersebut dan berfungsi sebagai sumbat untuk mencegah spermatozoa yang lain
masuk (Tanzer, 2003).
Jenis-jenis kelamin yaitu gonochoristic, jenis
kelamin jelas dan tidak berubah ketika ikan sudah matang kelamin) contoh:
sebagian besar ikan masuk kategori ini (elasmobranch, cypriniforms,
salmoniforms). Hermaphroditic, keungkinan terjadi perubahan kelamin
setelah pematangan gonad Simultaneous (satu individu ikan mempnyai dua jenis
kelamin yaitu jantan dan betina). Contoh: rivulus, hamlet, serranus Sequential ikan
mengalami perubahan kelamin dari jantan ke betina, atau sebaliknya (Irfan,
1990).
Sistem genitalia pada ikan berfungsi untuk melakukan perkembangbiakan.
Organ utama pada ikan jantan berupa testis yang nantinya akan menghasilkan
spermatozoa. Organ utama pada ikan betina berupa ovarium yang nantinya akan
menghasilkan ovum. Ketika gamet jantan yaitu spermatozoa dan gamet betina
yaitu ovum bila terjadi pembuahan akan menghasilkan zigot (individu baru) dan
terjadi perkembangan embrio di dalam telur (Pratiwi, 1996).
Ovary pada ikan terdiri dari banyak
telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran telur sendiri, ada yang besar dan ada
yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor
induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana,
akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding dengan ikan yang
ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini disebabkan oleh
kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung telur. Ukuran telur ikan
banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin
besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup (Tanzer, 2003).
Testis
adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan terletak di bawah
tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan,
serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada
jantan tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma
jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital (Pratiwi,
1996).
Testis
berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen oleh
mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar. Kebanyakan testisnya
panjang dan seringkali berlobus. Saluran reproduksi, pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian
anterior akan menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus
aferen berdilatasi membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus deferen akan bermuara di
kloaka. Pada Teleosteisaluran dari sistem ekskresi dan sistem reproduksi
menuju (Tanzer,
2003).
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 8
April 2015 pukul 13.00 WIB sampai dengan
16.00 WIB. Bertempat
di Laboratorium Fisiologi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, baki bedah, buku kerja,
dan gunting bedah. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Claria batracus, Mus musculus, Preparat awetan, Rana sp dan Valanga sp .
3.3. Cara Kerja
Disiapka bahan yang akan diamati dan diletakkan di atas
baki. Diamati organ respirasi dari masing-masing bahan. Untuk preparat awetan disiapkan mikroskop untuk
melakukan pengamatan. Digambar pada buku kerja.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapatkan
hasil:
4.1.1. Anatomi Claria
batrachus

Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Pisces
Ordo
: Siluriformes
Famili : Claridae
Genus : Claria
Spesies :
Claria batrachus
Nama Umum : Ikan lele
Keterangan gambar:
1. Intestinum
2. Ventriculus
3. Ovarium
4. Cor
5. Hepar
6. Empedu
7. Ren
8. Kloaka
9. Pulmo
4.1.2. Anatomi Mus musculus
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo
: Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
Nama Umum :
Mencit
Keterangan gambar:
1. Intestinum
2. Ventriculus
3. Testis
4. Ureter
5. Vesica
urinaria
6. Cor
7. Hepar
8. Empedu
9. Ren
10. Kloaka
11. Pulmo
4.1.3. Anatomi Valanga sp
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Divisio / Filum:
Chordata
Kelas : Insecta
Ordo
: Orthoptera
Famili : Acridrodae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga sp
Nama Umum : Belalang
Keterangan gambar:
1. Intestinum
2. Ventriculus
3. Ovarium
4. Cor
5. Hepar
6. Empedu
7. Gonad

Berdasarkan praktikum tentang
sistem reproduksi diperoleh hasil bahwa pada jantan organ reproduksi terdiri
atas testis dan pada betina terdiri atas ovarium. Menurut Tenzer (2003)
menyatakan bahwa, sistem reproduksi vertebata
jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks
asesoris (pada mamlia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan
fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium
pada beberapa hanya satu) dan sdaluran reproduksi betina. Pada mamlia yang
dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu.
Perkembangan sel gamet betina
terjadi pada ovarium, perkembangan gamet ini juga disebut dengan oogenesis.
Menurut Pratiwi (1996) menyatakan bahwa, Perkembangan gamet betina atau disebut juga oogenesis terjadi di dalam
ovarium. Oogenesis diawali dengan perkembangbiakan oogonium beberapa kali
melalui pembelahan mitosis, untuk memasuki tahap oosit primer. Selanjutnya
terjadi pembelahan meiosis I, membentuk oosit sekunder dan polar body I melalui
proses meiosis II oosit sekunder membelah menjadi oosit dan polar body II. Oogenesis adalah proses kompleks yang secara keseluruhan merupakan
pengumpulan kuning telur. Secara substansial, kuning telur terdiri atas tiga
bentuk yaitu : kantung kuning telur, butiran kuning telur dan tetesan minyak.

Perbedaan
anatomi akan menyebabkan terjadinya perbedaan fertilisasi. Hewan aquatik
melakukan fertilisasi diluar tubuh sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi
di dalam tubuh. Menurut Pratiwi (1996) menyatkan bahwa, reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup,
perkembangan anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan
pada proses fertilisasi. Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan
fertilisasi di luar
tubuh (fertilisasi eksterna), sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di
dalam tubuh atau fertilisasi interna. Bagi hewan
yang melakukan fertilisasi interna dilengkapi dengan adanya organ kopulatori,
yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke
betina.
Jika
tidak di buahi oleh sperma sel telur akan mati dan dindidng rahim akan meluruh
peristiwa ini disebut dengan menstruasi. Menurut Irfan (1990) menyatakan bahwa,
peristiwa menstruasi disebabkan oleh sel telur yang tidak dibuahi akan mati dan
dinding rahim yang menebal akan luruh. Menstruasi ini biasaanya berlangsusng
dalam siklus satu bulan sekali.
BAB 5
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan di
dapatkan kesimpulan yaitu:
1. Organ reproduksi pada jantan
berupa testis sedangkan organ reproduksi pada betina berupa ovarium.
2. Reproduksi bertujuan untuk memeprtahankan ketururnan
dari kepunahan.
3. Proses pembuahan sel telur oleh sperma disebut
fertilisasi.
4. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis
sedangkan proses pembentukan telur disebut oogenesis.
5. pada hewan invertebrata darat melekukan fertilisasi
internal sedangkan pada hewan invertebrata aquatik melakukan fertilisai secarah
eksternal.
![]() |
LAMPIRAN GAMBAR


(dokumen pribadi)
(dokumen pribadi)

(dokumen pribadi)
![]() |
DAFTAR PUSTAKA
Irfan. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta: Universitas Gaja Mada.
300 hal.

Pratiwi, DA. 1996. Biologi 2. Jakarta.
Erlangga.
300 hal.

Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk
Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Universitas Malang.
300 hal.

Tenzer, Amy.
2003. Bahan Ajar Strutur Hewan II. Malang: Dirjen Dikti.
300

hal.